Cagar Budaya Rumah Multatuli Tidak Terurus, Ini Kata Dispar Lebak

Cagar Budaya Rumah Multatuli Tidak Terurus, Ini Kata Dispar Lebak - GenPI.co BANTEN
Cagar budaya Rumah Multatuli yang tidak terurus dan sempat dialih fungsi. Foto: Antara.

Menurut dia, perjuangan Eduard Douwes Dekker patut diapresiasi karena mereka memberikan semangat dan motivasi kepada rakyat Indonesia untuk berjuang melawan terhadap penjajahan kolonial Belanda, di mana hati nurani Multatuli bertolak belakang dengan pemerintah kolonial Belanda yang memeras dan mencekik rakyat di Lebak.

Oleh karena itu, Asisten Residen Belanda yang bertugas di Lebak itu mengangkat karya Novel “Max Havelaar” untuk menunjukkan keburukan dan kezaliman pemerintah kolonial Belanda yang sewenang-wenang terhadap pribumi.

“Kami berharap bangunan penulis Max Havelaar itu dilestarikan dan bisa menjadi destinasi wisata sejarah,” kata mantan anggota DPRD Lebak itu.

BACA JUGA:  Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lebak Imam Rismahayadin mengatakan untuk pembangunan gedung Multatuli yang menjadi cagar budaya di Rangkasbitung, Lebak belum memiliki anggaran akibat pandemi Covid-19.

“Seharusnya renovasi bangunan Multatuli direalisasikan 2020. Namun, virus corona yang mewabah sehingga difokuskan untuk penanganan Covid-19,” katanya. (Ant)

BACA JUGA:  Masjid Baitul Arsy Pasir Angin, Dibangun Waliyullah Banten

Simak video pilihan redaksi berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya