Cagar Budaya Rumah Multatuli Tidak Terurus, Ini Kata Dispar Lebak

Cagar Budaya Rumah Multatuli Tidak Terurus, Ini Kata Dispar Lebak - GenPI.co BANTEN
Cagar budaya Rumah Multatuli yang tidak terurus dan sempat dialih fungsi. Foto: Antara.

GenPI.co Banten - Kondisi cagar budaya Multatuli atau rumah Eduard Douwes Dekker, Asisten Residen masa Kolonial Belanda yang bertugas di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang terlantar disoroti Mochamad Husen, Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung.

Husein mengaku prihatin dengan kondisi bangunan Multatuli yang menjadi bagian sejarah dunia itu. Ia menilai, sejak dulu hingga sekarang kondisi gedung Multatuli itu telantar dan terbengkalai.

Bangunan Multatuli yang berada di lingkungan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, kata dia, tidak diketahui secara jelas siapa yang bertanggung jawab untuk merawat dan memiliharanya.

BACA JUGA:  Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli

“Apakah bangunan bersejarah itu merupakan kewenangan pemerintah daerah atau Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten,” kata Husein, dikutip dari Antara, Minggu (28/11).

Bahkan, bangunan itu beberapa kali mengalami alih fungsi menjadi rumah sakit pada 1987, apotek tahun 2000, hingga gudang pembangunan Rumah Sakit Dr Adjidarmo pada 2007.

BACA JUGA:  Masjid Baitul Arsy Pasir Angin, Dibangun Waliyullah Banten

Ia mengungkapkan, saat ini bagian jendela, pintu, kaca dan genteng sudah banyak yang hilang. Selain itu, kondisi tembok dinding sudah berlubang, cat mengelupas.

Namun, saat ini, kata Husen, lokasi bersejarah itu hanya menjadi kawasan parkir pegawai rumah sakit setempat.

BACA JUGA:  Keindahan dan Legenda Sumur Keramat di Puncak Gunung Karang

“Kami berharap gedung Multatuli itu kembali dibangun dan dirawat serta dipelihara, karena merupakan kekayaan budaya bangsa,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya