BMKG Ungkap Sejarah Gempa di Selat Sunda Sejak 1.851, Simak

BMKG Ungkap Sejarah Gempa di Selat Sunda Sejak 1.851, Simak - GenPI.co BANTEN
Letusan Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 mengakibatkan gempa dan tsunami. Foto: SC YouTube.

GenPI.co Banten - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, Selat Sunda sering mengalami gempa yang merusak sejak tahun 1851 hingga Agustus 2019.

“Perlu kami sampaikan berdasarkan catatan sejarah kegempaan, sejak 1851 hingga 2019, telah terjadi beberapa kali gempa bumi di wilayah tersebut,” ungkap Dwikorita, dikutip dari Antara, Jumat (14/1).

Dwikorita mengungkapkan, pada bulan Mei 1851 terjadi gempa kuat di sekitar Teluk Betung dan Selat Sunda dan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 1,5 meter.

BACA JUGA:  Rumah Rusak Akibat Gempa Banten Meningkat, Sebegini Jumlahnya

Pada tanggal 9 Januari 1852 terjadi gempa yang menyebabkan tsunami kecil tanpa diketahui berapa kekuatan gempa tersebut.

Gempa berikutnya terjadi pada 27 Agustus 1883 akibat letusan Gunung Krakatau. Gempa ini mengakibatkan tsunami besar dan menewaskan banyak orang.

BACA JUGA:  Ternyata Efek Terburuk Gempa Banten Bukan Tsunami, Lalu Apa?

Gempa juga terjadi pada 23 Februari 1903. Gempa berkekuatan magnitudo 7,9 ini berpusat di selatan Selat Sunda dan menyebabkan kerusakan di Banten.

Kemudian pada 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang di Selat Sunda setelah terjadi gempa kuat. Gempa berikutnya terjadi gempa kuat pada 22 April 1958 di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut atau tsunami.

BACA JUGA:  Pemkab Pandeglang Siap Jamin Kebutuhan Dasar Korban Gempa Banten

Setelah tenang cukup lama, gempa terjadi pada 22 Desember 2018 akibat longsoran akibat letusan Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya