Selain itu, lanjut Arlan, pilar Tugu Pamulang yang menyerupai layar perahu dan sirip yang menyerupai ombak menggambarkan kejayaan maritim kesultanan Banten.
Terdapat pula enam buku atau kitab yang mengelilingi mahkota tugu yang menggambarkan kecerdasan atau intelektualitas, serta mahkota di puncak tugu yang diambil dari bentuk mahkota Masjid Agung Banten.
Dua ornamen tersebut menggambarkan dualisme kehidupan yang mesti berjalan selaras, antara intelektualitas dengan spiritualitas.
BACA JUGA: Buruh Dilaporkan Gubernur Banten, Gema Al Khairiyah: Rekonsiliasi
Selain itu juga, terdapat motif bunga melati yang memiliki arti open minded, inklusif, dan menarik sebagai ciri dari masyarakat kosmopolitan Tangerang Selatan.
Terdapat pula motif Mandalika yang memiliki arti bijaksana, kuat, sekaligus rendah hati. Sedangkan motif batik Betawi yang memiliki arti keselarasan antara manusia dan alam.
BACA JUGA: Polsek Pamulang Buka Gerai Vaksin di Pos Pengamanan Nataru
Arlan juga mengatakan, revitalisasi tersebut merupakan tindak lanjut dari sayembara yang diikuti oleh 1013 peserta dan dilaksanakan berdasarkan arahan Gubernur Banten pada Agustus sampai dengan September 2021 lalu.
"Sayembara ini dilaksanakan atas ide gagasan Bapak Gubernur Banten untuk menyikapi adanya permintaan masyarakat, khususnya masyarakat Tangerang Selatan terhadap perubahan design Tugu Pamulang," katanya.
BACA JUGA: PMI Tangsel Gerak Cepat, Siapkan 160 Kantong Plasma Konvalen
Lebih lanjut, Arlan juga mengatakan bahwa dalam realisasi revitalisasi Tugu Pamulang, menghabisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar 700 juta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News