
Dikutip dari Journal of Agricultural and Food Chemistry, kandungan gizi di dalam kol menjadi rusak ketika digoreng dalam kondisi suhu tinggi. Cara terbaik untuk memperoleh nilai nutrisi yang maksimal adalah dengan mengukus, merebus, atau menumisnya.
3. Risiko serangan jantung dan stroke
Struktur kimia minyak akan berubah ketika kol digoreng melampaui titik asapnya. Minyak biasa akan berubah menjadi lemak trans ketika pengolahan berulang dengan memakai minyak yang sama.
BACA JUGA: Tidak Selamanya Buruk, Berikut 5 Manfaat Daging Domba
Diketahui, lemak trans merupakan lemak jahat yang memicu pembentukan plak pada pembuluh darah. Plak berisiko menghambat aliran darah sehingga mengakibatkan Anda terserang stroke dan jantung.
4. Risiko kanker
BACA JUGA: Agar Tak Diincar Kanker, Perhatikan Ini Sebelum Barbeque
Sejatinya kol mempunyai kandungan senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane yang bekerja menghambat enzim histone deacetylase. Enzim ini berperan dalam perkembanga beberapa kanker seperti kanker kulit, pankreas, dan prostat.
Tapi, demi rasa yang lezat, kol justru memicu pembentukan acrylamide yang bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker seperti kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan. (hellosehat)
BACA JUGA: 3 Bahaya Bersembunyi di Balik Makanan Cepat Saji
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News