GenPI.co Banten - Pernahkah Anda merasa takut dianggap gagal dalam hidup? Lalu, untuk menutupi itu semua Anda bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bisa Jadi Anda mengidap duck syndrome.
Agar semakin dapat menutupi kelelahan batin yang teramat sangat, Anda menunjukkan keberhasilan dan kebahagiaan melalui media sosial agar orang berpikir Anda baik-baik saja.
Jika, pernah mengalami kejadian di atas, berarti ada kemungkinan Anda mengalami duck syndrome.
Duck syndrome adalah suatu istilah yang sedang tren. Istilah ini digunakan untuk orang yang sebenarnya sedang dirudung banyak masalah, tapi tetap menampakkan diri baik-baik saja. Padahal di belakang, dia rapuh dan kelelahan serta depresi.
Istilah duck syndrome pertama kali digunakan di Universitas Stanford untuk menamai realitas yang ada di kalangan mahasisw Stanford.
Duck Syndrome adalah mengibaratkan seseorang dengan bebek yang sedang berenang. Orang yang melihat bebek berenang: nampak tenang dan melaju dengan mulus, tapi tidak tahu apa yang terjadi di bawah.
Ketika bebek berenang, gerakan mereka terlihat Anggun, tapi di bawah air kaki bebek bergerak dengan bersusah payah di bawah air.
Duck Syndrome kerap dialami oleh remaja yang berada di masa peralihan. Mereka beranjak dari SMA ke sekolah yang lebih tinggi.
Jika di SMA dia mampu berprestasi, tapi di perkuliahan dia merasa kewalahan menjalani hidup. Bahkan dia susah bertahan di lingkungan barunya.
Penyebab duck syndrome
Kesuksesan yang Anda raih dengan susah payah tersebut membebani hidup Anda dan mendorong untuk berusaha lebih keras agar tidak nampak gagal di depan orang lain.
Hal ini membuat Anda bekerja mati-matian untuk tetap terlihat tenang dan berhasil mengerjakan,
Dengan begitu, Anda akan cepat lelah dan menjadi orang yang gila kerja
Pada akhirnya, duck syndrome membuat mereka berlaku seakan tak pernah mengalami kegagalan. Bahkan beberapa dari mereka membangga-banggakan diri seolah tidak pernah gagal. (Hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News