GenPI.co Banten - Puasa ternyata bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental selain menahan nafsu, haus, dan lapar.
Pada hari pertama, mungkin kamu tidak merasakan manfaat puasa untuk kesehatan mental secara langsung.
Ini karena tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dahulu dengan kebiasaan makan yang baru.
Kamu akan merasakan dampak positif saat tubuh mulai terbiasa seperti berikut.
Ketidakmampuan seseorang mengelola emosi dan pikiran dapat menyebabkan stres.
Seseorang akan punya kemampuan berpikir yang lebih baik jika memiliki jadwal makan yang teratur.
Sehingga, kemampuan dalam mengelola emosi juga akan ikut meningkat.
Kadar kortisol, hormon yang diproduksi tubuh saat stres, juga akan tetap terkendali selama berpuasa.
Saat kortisol tinggi, kamu akan lebih mudah tersinggung hingga mengalami stres.
Tubuh akan mengaktifkan proses autofagi saat kamu berpuasa.
Autofagi sendiri yaitu proses detoksifikasi tubuh secara alami yang akan membersihkan sel-sel yang rusak serta tidak berfungsi.
Produksi sel pengganti yang baru juga akan terjadi selama proses tersebut.
Sel-sel yang sudah rusak jika tidak dibersihkan maka akan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson atau Alzheimer.
Proses autofagi juga dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat sesuatu, menentukan keputusan, hingga memproses informasi.
Secara tidak langsung dengan adanya proses autofagi saat puasa maka mental pun akan terjaga.
Studi The Journal of Nutrition, Health, & Aging menyebut jika puasa intermiten dapat memperbaiki kesehatan mental.
Caranya dengan mengontrol ketegangan, kemarahan, dan gangguan mood lainnya.
Hubungan tersebut berasal dari asupan kalori yang terjaga selama intermittent fasting. (Hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News