GenPI.co Banten - Jika Anda merasakan akhir-akhir ini terlalu banyak tidur dibanding hari biasanya, bisa jadi ini merupakan tanda depresi. Meski depresi dan ganguan tidur berbeda, tetapi keduanya memiliki gejala dan faktor pemicu yang sama.
Diketahui, tanda utama depresi adalah mengalami gangguan tidur. Bisa terlalu banyak tidur atau tidak bisa tidur. Depresi juga bisa berdampak pada rasa sedih, kehilangan harapan, tidak bernilai, dan tidak berdaya.
Beberapa gejala depresi lain diantaranya meliputi perasaan sangat sedih atau kosong; perasaan kehilangan harapan, tidak bernilai, atau bersalah; merasa sangat lelah dan lamban, atau cemas, dan lekas marah; kehilangan kenikmatan dari banyak hal yang sebelumnya dirasa menyenangkan.
Selanjutnya kurang berenergi; sulit berkonsentrasi, berpikir, atau membuat keputusan; perubahan napsu makan yang bisa menyebabkan perubahan berat badan; berkurangnya atau bertambahnya kebutuhan untuk tidur. Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut lebih dari dua minggu, disarankah untuk pergi ke dokter.
Sementara itu, berikut beberapa dampak buruk terlalu banyak atau kurang tidur bagi kesehatan:
Diabetes
Orang yang terlalu banyak atau kurang tidur lebih berisiko terkena diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa).
Obesitas
Sebanyak 21 persen lebih orang akan mengalami obesitas dalam tempo waktu enam tahun karena tidur selama sembilan hingga sepuluh jam. Dibanding orang yang tidur selama tujuh sampai delapan jam semalam. Itu merupakan hasil studi yang mengamati keterkaitan antara tidur dan obesitas.
Sakit kepala
Beberapa orang merasa tidur lebih lama di akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala. Terlalu banyak tidur bisa memengaruhi kimiawi di otak yang bisa menyebabkan sakit kepala di pagi hari.
Sakit punggung
Saat berkonsultasi karena menderita sakit punggung, mungkin dokter akan menyarankan Anda untuk tidak tidur terlalu banyak. Padahal di zaman dulu, orang orang dengan sakit punggung sering diminta untuk lebih banyak beristirahat.
Depresi
Insomnia umum dikaitkan dengan tanda depresi dibandingkan karena terlalu banyak tidur. Akan tetapi, sekitar 15 persen penderita depresi karena terlalu banyak tidur. Hal ini yang akan membuat depresi mereka bertambah buruk karena kebiasaan tidur yang teratur penting untuk proses pemulihan.
Kematian
Orang yang tidur sembilan jam atau lebih di malam hari memiliki tingkat kematian yang secara signifikan lebih tinggi dibanding orang yang tidur selama tujuh sampai delapan jam semalam. Para peneliti tersebut juga menemukan, depresi dan status sosial-ekonomi yang rendah juga memiliki kaitan dengan tidur lebih lama. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News