
Masyarakat percaya, keberadaan sumur di puncak gunung tidak lepas dari peran Sultan Maulana Hasanudin.
Alkisah, Sultan pendiri Kerajaan Banten itu kehausan usai adu kesaktian dengan Pucuk Umun di puncak Gunung Karang.
Berkat izin Allah, tongkat miliknya ditancapkan ke tanah. Dari lubang itu kemudian menyembur mata air yang dapat digunakan untuk wudhu dan minum.
BACA JUGA: Masjid Baitul Arsy Pasir Angin, Dibangun Waliyullah Banten
Para peziarah yang berhasil sampai ke puncak akan turun dengan membawa air sumur dengan botol air mineral.
Air itu kerap digunakan untuk pengobatan orang sakit atau hanya sekedar mencari berkah.
BACA JUGA: Waktu Terbaik Minum Kopi, Ternyata Bukan Pagi Hari
Tak heran jika Gunung tertinggi di Provinsi Banten ini jadi lokasi favorit untuk wisata religi.
Sebelum mendaki, para peziarah selalu mampir di surau tepat di kaki gunung. Mereka akan berdoa bersama memohon keselamatan dan kelancaran mendaki gunung.
BACA JUGA: Secuil Kisah Perlawanan Kolonialisme Belanda di Museum Multatuli
Bahkan beberapa dari mereka ada yang membakar dupa terlebih dahulu sebelum mendaki. Hal ini dilakukan agar selamat sampai tujuan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News