Kisah di Balik Monumen Palagan Lengkong, Begini Kata Sejarawan

Kisah di Balik Monumen Palagan Lengkong, Begini Kata Sejarawan - GenPI.co BANTEN
Cagar Budaya Daan Mogot Palagan Lengkong, saksi perjuangan di masa mempertahankan kemerdekaan. Foto: GenPI.co/Andi Hidayat

GenPI.co Banten - Memperingati 76 tahun peristiwa Palagan Lengkong, Historika Indonesia gelar kegiatan bincang sejarah, Selasa (25/1).

Setiap tanggal 25 Januari, banyak pecinta sejarah yang akan membicarakan pertempuran yang melibatkan Daan Mogot, pahlawan yang namanya diabadikan sebagai nama jalan.

Sejarawan, Rusdhy Hoesein mengatakan bahwa mulanya, tanggal 18 November 1945 Akademi Militer Tangerang didirikan guna menambah kekurangan kader Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

BACA JUGA:  Kasus Obesitas di Tangsel Sudah Mencemaskan, Ini Penyebabnya

Pada tanggal 25 Januari 1946, lanjut Rusdhy, 76 tahun lalu, terjadi peristiwa Lengkong. Peristiwa tersebut, kata Rudi, adalah tentang penembakan yang membabi buta dari tentara Jepang di desa Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan.

Rusdhy menjelaskan, peristiwa berdarah tersebut bermula dari usaha Resimen IV TRI di Tangerang untuk melucuti tentara Jepang yang kalah dalam perang.

BACA JUGA:  Bandara Halim Ditutup, Susi Air Terbang dari Pondok Cabe Tangsel

"Bermula dari usaha Resimen IV di Tangerang untuk melucuti tentara Jepang yang sudah kalah perang dan melakukan konsinyir diri di desa itu pada 25 Januari 1946," ungkapnya Rusdhy.

Rushdy mengatakan, pada saat itu direktur MA Mayor Daan Mogot memimpin puluhan taruna akademi untuk mendatangi markas Jepang di desa Lengkong untuk melucuti senjata pasukan Jepang.

BACA JUGA:  Begini Cara Dinkop Kembalikan Kondisi Koperasi di Tangsel

Pada saat itu, lanjut Rusdhy, Daan Mogot didampingi sejumlah perwira, diantaranya Mayor Wibowo, Letnan Soetopo, dan Letnan Soebianto Djojohadikusumo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya