
GenPI.co Banten - Para nelayan tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, tidak melaut sejak sepekan terakhir.
"Kita selama tidak melaut memperbaiki jaring rampus yang kondisinya banyak ditemukan kerusakan," kata Saliman (55) seorang nelayan di Binuangeun, Lebak, Minggu (6/8).
Kondisi tersebut disebabkan oleh musim angin selatan yang memicu gelombang tinggi hingga 4 meter.
BACA JUGA: Pemkab Lebak Perbaiki Jalan Menuju Permukiman Suku Badui
Apalagi, dirinya membutuhkan biaya Rp 200 ribu untuk membeli 20 liter bahan bakar minyak (BBM) sekali jalan.
"Jika pendapatan relatif kecil juga ditambah cuaca buruk tentu lebih baik tidak melaut," kata Sariman.
BACA JUGA: Usai Terbakar, Ponpes di Lebak Butuh Bantuan dari Donatur
Tarja (60) juga tidak berani melaut saat memasuki angin selatan.
Apalagi, dirinya menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel yang tidak kuat menahan gelombang 4 meter.
BACA JUGA: BPBD: 16 Kecamatan di Lebak Rawan Kekeringan Selama Kemarau
Jika memaksakan untuk melaut, risikonya juga cukup besar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News