Kerugian Riil Dugaan Korupsi di Krakatau Steel Segera Dipublikasi

Kerugian Riil Dugaan Korupsi di Krakatau Steel Segera Dipublikasi - GenPI.co BANTEN
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Dirut Inalum Orias Petrus Moedak, Dirut Krakatau Steel Silmy Karim, dan Dirut Pupuk Indonesia Bakir Pasaman saat menandatangani nota kesepahaman pemberantasan korupsi. Foto: Antara.

Kemudian, kontrak tersebut telah dibayarkan ke pihak pemenang lelang senilai Rp5,3 triliun.

Masalah terjadi ketika pekerjaan dihentikan pada tanggal 19 Desember 2019 sebelum pekerjaan rampung 100 persen.

Setelah dilakukan operasi biaya produksi, ternyata didapati biaya produksi lebih besar dari harga baja di pasar.

BACA JUGA:  The Royale Krakatau Gelar Pameran Pernikahan, Bisa Pilih Vendor

Keadaan diperparah dengan belum serah terima proyek dengan kondisi tidak dapat beroperasi lagi.

Rencananya, PT Karakatau Steel akan membangun Pabrik Blast Furnace (BFC) dengan menggunakan bahan bakar batubara.

BACA JUGA:  Kapolres Siap Kawal Pemulangan Korban Laka Lantas Asal Cilegon

Batubara dipilih karena biaya produksinya lebih murah, namun penggunaan bahan bakar gas perlu biaya mahal.

Menurut Supardi, pabrik peleburan tersebut tidak bisa dioperasikan, karena akan mengeluarkan biaya tinggi.

BACA JUGA:  Walkot Cilegon Tinjau Lokasi Banjir, Warga: Karena Proyek Pabrik

“Tidak bisa beroperasi, kalau dipakai high cost tidak bisa bersaing,” ujarnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya