Mantap! Pedagang Gula Semut di Lebak Kebanjiran Permintaan

Mantap! Pedagang Gula Semut di Lebak Kebanjiran Permintaan - GenPI.co BANTEN
Pedagang gula semut di Kabupaten Lebak yang kebanjiran pesanan. Foto: Antara.

GenPI.co Banten - Kabupaten Lebak mengalami kebanjiran pesanan gula semut (gula aren bubuk). Sejak sebulan terakhir ini, permintaan meningkat dari 30 kg menjadi 100 kg per hari.

Para pedagang gula semut melihat, peningkatan gula semut terjadi akibat situasi pandemi yang beranjak normal.

Hal ini yang kemudian mendorong permintaan produk makanan tradisional kembali normal dan pengunjung mulai datang membeli oleh-oleh makanan tradisional khas Lebak.

BACA JUGA:  Keren! Petani Milenial Lebak Jual Produk Pertanian Lewat Aplikasi

”Jika terjual 100 kg dengan harga Rp 40.000 per kilogram maka bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp 4 juta per hari,” kata Awa, seorang pemilik Toko Najwa yang menjual produk aneka makanan tradisional di Rangkasbitung, dikutip dari Antara, Senin (18/10).

Menurut Awa, permintaan gula semut meningkat tajam dibandingkan setahun yang lalu. Saat itu, lanjut Awa, permintaan sepi dan pedagang terancam bangkrut.

BACA JUGA:  Pedalaman Butuh Dokter, Keluhan Dinkes Kabupaten Lebak Bikin Haru

Awa mengatakan, gula semut dijadikan bahan baku campuran aneka makanan kuliner. Selain untuk produksi sirop, gula semut juga menjadi bahan campuran minuman kopi dan jus.

Keunggulan mencampur makanan dengan gula semut, lanjut Awa, membuat makanan menjadi manis dan beraroma, tanpa bahan pengawet dan kadar gulanya tidak terlalu tinggi sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes.

BACA JUGA:  Pacu Adrenalin di Curug Cihear, Surga Tersembunyi di Lebak

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Anwar Aan membenarkan peningkatan permintaan gula semut di Lebak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya