Mengandung Alkohol, Seberapa Sehatkah Mengonsumsi Tapai Singkong?

Mengandung Alkohol, Seberapa Sehatkah Mengonsumsi Tapai Singkong? - GenPI.co BANTEN
Tapai singkong, makanan yang berasal dari hasil fermentasi. Foto: Instagram/@hobi_masak_

GenPI.co Banten - Salah satu kudapan yang cukup familiar bagi masyarakat Indonesia adalah tapai. Ya, tapai bagi sebagian besar menyebutnya dengan tape. Sementara olahan tape yang sangat populer adalah tape singkong.

Penganan berwarna kuning gading ini merupakan kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi ragi. Biasanya, tapai singkong diolah menjadi glanggem alias rondho royal atau miniman tapai.

Selain lezat dan membuat badan hangat, ternyata tapai juga mengandung tinggi nutrisi, lho. Tapai diyakini memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang tak boleh disepelekan.

BACA JUGA:  Di Balik Rasa Aneh Kulit Jeruk Ada Manfaat Luar Biasa, Simak Ini

Semua orang sebenarnya bisa membuat tapai. Dengan beberapa bahan yang bisa ditemukan di pasaran, Anda bisa membuatnya dari rumah. Sebelum melalui proses fermentasi, Anda terlebih dahulu mencuci bersih dan mengukusnya hingga matang, setelah itu baru ditaburi ragi.

Saat proses fermentasi, Anda dapat membungkus singkong dengan daun pisang atau menempatkannya pada sebuah wadah khusus lebih kurang dua sampai tiga hari. Semakin lama proses fermentasi, maka semakin empuk teksturnya.

BACA JUGA:  Jarang Orang Tahu, Ternyata Khasiat Buah Duku Luar Biasa

Biasanya, proses fermentasi yang tepat akan menghasilkan rasa tapai yang manis namun sedikit asam dengan aroma alkohol. Rasa manis tape berasal dari ragi yang memecah karbohidrat dalam singkong menjadi gula sederhana.

Meski sangat populer, sayangnya literasi yang membahas tentang tapai masih sangat sedikit. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan keabsahannya. Meskipun, informasi sementara menyebut bahwa fermentasi tapai diklaim bermanfaat untuk kesehatan.

BACA JUGA:  Segudang Manfaat Kelengkeng yang Sayang Jika Dilewatkan, Simak

Hal ini didasarkan pada fermentasi yang disinyalir dapat merangsang pertumbuhan probiotik di dalam usus. Selain itu bakteri baik tersebut dapat membantu dalam proses penyerapan nutrisi dan meredakan gangguan pencernaan seperti diare, perut kembung, dan sembelit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya