GenPI.co Banten - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terkendala mencari lahan untuk korban banjir bandang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, selama ini lahan yang didapatkan semuanya berpotensi bencana.
“Kita sudah mencari lahan untuk relokasi, namun semuanya berpotensi menimbulkan bencana alam,” tegas Febby, dikutip dari Antara, Sabtu (2/4).
Kendala ini membuat pembangunan hunian tetap (huntap) terkendala dan menyengsarakan korban banjir.
Sebagian besar korban banjir berada di Kecamatan Lebak Gedong di kaki Gunung Halimun Salak. Wilayah tersebut diketahui berpotensi gempa dan longsor.
Diketahui, jumlah rumah yang terdampak banjir bandang pada tahun 2020 adalah 378 yang tersebar di tiga kecamatan, yakni: Lebak Gedong, Curug Bitung, Cipanas dan Sajira.
Saat ini, korban banjir tersebut masih memadati hunian sementara (huntara) yang dibangun secara gotong royong oleh para relawan.
“Kami minta warga korban bencana alam yang tinggal di huntara Cigobang agar bersabar dan dipastikan tahun 2022 bisa direalisasikan memiliki huntap,” ujarnya.
Tokoh masyarakat yang juga korban banjir, Iyan (20) mengatakan, sudah dua tahun ini warganya tinggal di huntara I Cigobang yang kondisinya tidak layak huni.
Menurut dia, warganya sangat tersiksa apabila memasuki musim hujan karena gubuk tenda yang mereka tempati sering bocor.
Di gubuk seluas 4x4 meter tersebut, lanjut Iyan, warga terpaksa tidur berdesak-desakan dengan keluarga.
Bahkan, sudah banyak warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat tidur di lingkungan tersebut.
“Kami berharap pemerintah setempat secepatnya bisa merealisasikan huntap agar hidup lebih aman dan nyaman serta sehat dan layak huni itu,” keluhnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News