Permintaan Gula Aren Lebak Makin Manis, Sempat Hampir Bangkrut

21 Oktober 2021 00:00

GenPI.co Banten - Awan gelap pandemi bagi produsen dan pedagang gula aren di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten telah reda. Setelah setahun redup dan bahkan hampir bangkrut, kini mereka bangkit.

Pelaku bisnis gula aren di Kabupaten Lebak sudah dapat bernapas lega. Roda ekonomi yang mulai merangkak mendatangkan wisatawan dan konsumen gula aren Lebak untuk berbelanja.

Sebelum pandemi, komoditi gula aren adalah primadona dan bisnis unggulan masyarakat salah satu desa di Kabupaten Lebak. Wilayah seperti Sobang, Cigemblong, Muncang, Cijaku, Malingping, Cihara, Cilograng, Bayah dan Panggrangan telah kondang sebagai industri dan distributor gula aren.

BACA JUGA:  Yakin Ingin Mencampur Kopi dengan Gula? Simak Ulasan Berikut

Rata-rata produksi gula aren di Kabupaten Lebak termasuk yang terbesar di Indonesia. Per bulan, Lebak mampu memproduksi hingga 360 ton gula aren atau rata-rata 12 ton per hari dari 6.000 unit usaha.

Usaha yang melibatkan kurang lebih sebanyak 12.000 perajin ini memiliki perputaran ekonomi hingga Rp 96 miliar per tahun dari 6.000 unit usaha.

BACA JUGA:  Ngopi Pakai Gula Aren atau Gula Putih, Ternyata

”Kami yakin perajin gula aren di Lebak menjadikan andalan ekonomi masyarakat, juga menyerap lapangan pekerjaan,” kata Sutisna, Kepala Seksi Sarana dan Pemberdayaan Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, dikutip dari Antara, Rabu (20/10).

Saat ini, ketika permintaan kembali meningkat, mereka mulai melebarkan sayap untuk melayani pasar domestik dan ekspor hingga ke Korea Selatan.

BACA JUGA:  Mantap! Pedagang Gula Semut di Lebak Kebanjiran Permintaan

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala Kecamatan Sobang Aan mengatakan, permintaan gula semut menggeliat sejak Agustus 2021 silam. Jika sebelumnya ekspor ke Korea Selatan hanya satu ton gula aren, kini meningkat hingga dua ton.

Sepak terjang perajin gula aren di Kabupaten Lebak telah terkenal sejak dulu. Sejak 1999, sentra industri mampu ekspor hingga Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura. Bahkan sebelum pandemi, perajin mampu ekspor hingga 20-30 ton gula aren per bulan.

Sedangkan permintaan ekspor gula aren ke sejumlah negara dimulai dari pameran produk Lebak di sejumlah negara Eropa, Australia, hingga Asean. Untuk dapat mengekspor, para perajin mendapat sponsor dari perusahaan ekspor dari Jakarta. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN