GenPI.co Banten - Pernahkah Anda merasakan sesuatu tetapi sepertinya itu pernah terjadi dan dialami di masa lampau? Jika pernah mengalami hal tersebut berarti Anda mengalami dejavu. Dejavu adalah suatu keadaan yang familiar atau seolah-olah pernah mengalami hal dengan keadaan persis. Padahal sebenarnya itu adalah pengalaman pertama Anda.
Diketahui, déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti pernah melihat. Istilah ini kali pertama dicetuskan seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis, Émile Boirac, pada tahun 1876.
Faktanya dejavu bisa berlangsung sepuluh sampai 30 detik dan bisa terjadi lebih dari satu kali. Fenomena ini tidak perlu Anda khawatirkan. Berdasarkan beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah dejavu akan mengalaminya kembali.
Orang yang sering mengalami dejavu biasanya berusia lebih muda, antara 15 sampai 25 tahun. Pengalaman tersebut akan berkurang dengan sendirinya telah Anda mencapai umur di atas 25 tahun.
Salah satu pemikir paling terkenal dalam sejarah psikologi, Sigmund Freud mengungkapkan, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar seseorang.
Berikut beberapa teori yang alasan Anda bisa mengalami dejavu:
Teori slip perception
Dejavu terjadi saat Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Sebagai contoh, Anda melihat suatu objek secara sepintas atau hanya dari sudut mata tanpa memperhatikannya
Otak Anda kemudian mulai membentuk memori tentang apa yang dilihat, meskipun dari pandangan sekilas yang tidak lengkap. Saat Anda melihat sesuatu yang serupa di waktu yang berbeda, otak seperti mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat merasa bahwa Anda telah memandang hal yang sama sebelumnya.
Temporal lobe seizure
Seseorang yang memiliki epilepsi ternyata sering mengalami dejavu. Fenomena ini selalu muncul sebelum mengalami gejala kejang-kejang atau biasa disebut temporal lobe seizure. Biasanya sebelum serangan datang, penderita akan mengalami sensasi aneh seperti merasakan takut yang tidak beralasan, halusinasi, dan dejavu.
Pada saat mengalami serangan, penderita temporal lobe seizure atau kejang lobus temporal bisa mengalami penurunan kemampuan merespons lingkungan sekitar. Sehingga penderita akan melakukan yang sama berulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar.
Malfungsi sirkuit otak
Malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak juga bisa menjadi faktor penyebab dejavu. Saat otak mencerna keadaan sekitar, maka informasi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Inilah yang menyebabkan mengapa Anda seolah-olah melihat dan merasakan kejadian serupa yang pernah terjadi di masa lalu.
Kerja rhinal cortex
Saat mengalami devaju, Anda tidak mampu mengingat dengan persis pengalaman seperti kapan dan dimana Anda pernah merasakannya. Bagian pada otak yang bertugas mendeteksi rasa familiar tersebut adalah rhinal cortex. Bagian ini mungkin saja teraktivasi tanpa memicu kerja hipokampus atau bagian otak yang berfungsi sebagai memori.
Teori memory recall
Terjadinya dejavu menurut profesor psikologi dari Colorado University, Anne Cleary, terkait dengan cara Anda memproses dan menyimpan ingatan. Dejavu terjadi sebagai bentuk respons terhadap kejadian mirip dengan yang telah dialami, tetapi sayangnya Anda tidak mengingatnya.
Sebagai contoh, Anda semasa kecil pernah melihat objek atau mengalami kejadian tertentu tetapi tidak bisa mengingatnya. Saat dihadapkan pada hal serupa, Anda kembali seperti merasa suah mengalami hal tersebut tetapi tidak tahu pasti kapan itu terjadi. (hellosehat) https://hellosehat.com/mental/apa-itu-dejavu-kenapa-bisa-terjadi/
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News