Ada 7 Cara Mudah Agar Tidak Cepat Kehabisan Napas Saat Berlari

23 November 2021 00:00

GenPI.co Banten - Salah satu olahraga yang ampuh meningkatkan kesehatan kardiovaskular adalah berlari. Meski olahraga ini mudah, olahraga ini kurang diminati karena membuat napas lebih cepat habis.

Tahukah Anda jika olahraga kardio seperti lari akan memacu jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Organ-organ tersebut mengalirkan oksigen melalui aliran darah ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Inilah sebab napas Anda lebih berat dan ngos-ngosan saat berlari.

Saat melakukan olahraga lari, sebagain orang mungkin kesulitan mengatur napasnya. Apalagi tanpa disadari Anda melakukan kesalahan saat berlari. Bisa juga Anda memiliki gangguan kesehatan, seperti asma, alergi, dan sebagainya.

BACA JUGA:  Ingin Tenangkan Pikiran Sebelum Tidur? Coba 7 Cara Ini

Berikut tujuh cara ampuh mengatur napas saat berlari agar tidak cepat kehabisan napas:

1. Pemanasan

BACA JUGA:  Ketua KORMI Banten: Olahraga Rekreasi Jangan Sampai Punah

Sebelum berlari, Anda bisa terlebih dahulu melakukan pemanasan minimal lebih kurang 20 menit. Bisa dengan berjalan atau jogging dengan kecepatan ideal. Pemanasan ini akan meningkatkan denyut jantung dan laju pernapasan sebelum ke olahraga utama.

2. Pernapasan tepat

BACA JUGA:  Tubuh Gatal-gatal Saat berolahraga? Bisa Jadi Anda Terkena Ini

Salah satu penyebab sesak dan cepat kehabisan napas saat berlari adalah melakukan pernapasan yang salah. Apabila pernapasan Anda tidak dalam selama berlari, maka kondisi tersebut tidak akan efektif untuk pertukaran udara. Pernapasan perut yang bergerak naik-turun biasanya digunakan sebagai teknik pernapasan saat lari yang efektif.

Anda bisa mencoba bernapas dalam-dalam pada posisi diam. Cobalah dengan menenangkan diri, tarik napas sepenuhnya, kemudian turunkan bahu perlahan sambil menghembuskan napas. Saat mengeluarkan napas ikuti langkah berikutnya dengan tarikan napas yang dalam.

Anda dapat menyentuh bagian perut untuk merasakan pergerakan perut. Jika perut bergerak naik-turun, maka Anda sudah melakukan cara bernapas yang benar ketika berlari.

3. Berlari di dalam ruangan

Manfaat kesehatan berlari di luar dan dalam ruangan ternyata sama-sama besar. Jika merasa takut kehabisan napas saat latihan, Anda bisa berlari dalam ruangan menggunakan treadmill di rumah atau gym.

Namun apabila Anda yang memiliki keluhan sulit bernapas akibat alergi, berlari pada lingkungan dengan iklim yang terkontrol bisa menjadi solusi. Berlari dalam ruangan yang bersuhu rendah dan lembap disarankan untuk dihindari.

4. Berlari lalu berjalan

Jangan pernah memaksakan ingin terus berlari saat tubuh Anda kesulitan mengatur napas. Luangkan waktu sejenak untuk beristirahat. Hal ini akan membuat Anda kembali mendapatkan stamina dan memungkinkan untuk bernapas lebih baik.

Anda bisa membuat jadwal interval untuk berjalan sebelum terengah-engah. Semisal dengan mengatur waktu interval berlari selama lima menit menit dan berjalan selama satu menit.

5. Postur dan gerakan tubuh

Anda bisa bernapas lebih efisien dengan postur tubuh yang ideal. Bernapas secara efisien akan mencegah tekanan berlebih pada diafragma. Sementara berlari dengan jarak kaki panjang akan mengurangi tuntutan yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular.

Saat keduanya dipraktikkan, irama napas Anda akan mengikuti gerakan langkah saat berjalan. Anda akan bernapas ketika melangkah. Hal ini efektif untuk mengatur napas sehingga mencegah ngos-ngosan saat berlari.

6. Bernapas dengan mulut

Cara alternatif bernapas yang benar saat berlari yaitu dengan menarik napas melalui mulut. Teknik ini menjadi solusi terbaik untuk mencegah kehilangan napas saat berlari. Hiruplah napas dalam-dalam namun tidak tergesa-gesa. Lakukan pengambilan napas yang panjang dan stabil.

7. Tes berbicara

Jangan terlalu bersemangat untuk berlari kencang Jika Anda sedang menjalankan program menurunkan berat badan. Prioritaskan tubuh Anda untuk lari dalam kecepatan yang dapat bernapas lebih mudah. Anda bisa gunakan tes berbicara untuk mengetahui kecepatan lari sudah sesuai atau belum.

Gunakan tes berbicara secara lengkap tanpa terengah-engah. Segera kurangi kecepatan dan istirahat dengan berjalan atau berhenti sejenak apabila Anda tidak dapat melakukannya.

Anda juga perlu mewaspadai jika kehabisan napas saat berlari. Hal ini ternyata bisa memicu hipoksia atau hypoxia. Sebuah gangguan yang terjadi saat jaringan tubuh memiliki kadar oksigen yang berada di bawah batas normal. Gangguan yang juga dikenal dengan hiposekmia ini disebabkan kadar oksigen dalam darah lebih rendah dari seharusnya.

Menurut seseorang yang mengalami hipoksemia bernama Cleveland Clinic, gelaja orang yang mengalami hipoksemia diantaranya akan merasakan sakit kepala,sesak napas, detak jantung cepat. Kemudian batuk, kebingungan, kebiruan pada kulit, kuku, dan bibir. (hellosehat) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN