Ini Jenis Cacing dan Bahayanya Pada Anak! Jangan Sepelekan, Mom

17 November 2021 19:00

GenPI.co Banten - Masa anak-anak biasanya rentan terserang cacingan. Jika diabaikan, masalah kesehatan ini bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Cacing di dalam tubuh akan menyerap sari-sari makanan anak yang ada dalam sel-sel darah dan usus.

Diketahui, penyebab cacingan pada anak adalah parasit yang hidup di dalam usus. Parasit berbentuk protozoa atau cacing kremi dan pita yang masuk ke dalam tubuh dan memakai usus sebagai tempat tinggal. Sementara jenis parasit yang paling sering dialami oleh anak-anak adalah cacing kremi dan pita.

Berikut ciri dan jenis cacingan pada anak yang harus diwaspadai orangtua:

BACA JUGA:  Mom, Suruh Anak Berhenti Menangis Jika Mulai Melakukan Ini

Cacing kremi (Enterobius vermicularis)

cacingan ini merupakan infeksi usus pada anak -terutama di usia sekolah- yang disebabkan cacing parasit kecil sehingga tidak memiliki ciri yang terlihat. Proses penularan cacing masuk ke dalam tubuh melalui tangan. Cacing bisa masuk melalui tangan yang tidak bersih. Telur cacing yang menempel pada jari tangan ikut masuk ke mulut.

BACA JUGA:  Anak Kehilangan Figur Ayah? Jangan Cemas, Mom, Lakukan 5 Hal Ini

Telur kemudian menetas di usus kecil dan masuk ke usus besar. Di dalam usus besar tersebut cacing kremi menempel dan akan mengambil makanan. Jika sudah dewasa cacing kremi betina akan menuju ke anus untuk mengeluarkan telur.

Anak-anak yang terkena cacing kremi akan merasakan gatal-gatal di sekitar anus. Beberapa tanda anak terkena cacing kremi adalah gatal yang terus menerus di sekitar anus hingga menyebabkan susah tidur, sekitar anus terasa nyeri dan terjadi iritasi, terdapat cacing kremi pada tinja dan anak kurang nafsu makan.

BACA JUGA:  Masih Sensitif, Pahami 3 Cara Merawat Kulit Bayi, ya, Mom

Jika beruntung, Anda bisa melihat cacing berbentuk seperti potongan benang di area anus setelah anak tertidur dua hingga tiga jam. Anda juga bisa melihat cacing di toilet setelah si kecil selesai dari kamar mandi atau di permukaan pakaian dalam si kecil di pagi hari.

Cacing gelang (Ascariasis lumbricoides)

Ascariasis merupakan cacing yang sering berada di lingkungan yang kurang bersih dan tinggal di daerah dengan suhu hangat. Cacing jenis ini biasa menyebar melalui makanan dan minuman yang sebelumnya sudah terkontaminasi.

Cacing gelang dewasa yang berkembang biak di usus memiliki ciri-ciri tubuh panjang melebihi 30 sentimeter. Cacing gelang ini hidup di dalam usus halus dan bisa dilihat setelah cacing keluar bersamaan dengan tinja. Cara hidup cacing gelang di dalam usus halus adalah dengan cara parasit.

Cacing gelang juga bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan anak batuk-batuk. Beberapa ciri anak mengalami cacingan karena cacing gelang antara lain; batuk, nyeri perut, mual bahkan kadang sampai muntah, berat badan turun, tampak cacing pada tinja, lesu, dan demam.

Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

Cacing tambang tidak jarang menyebabkan anemia pada anak-anak hingga mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh dan memengaruhi kecerdasan anak. Cacing jenis ini memiliki ciri-ciri melekat pada usus dengan mulut mereka dan akan menghisap darah, sehingga anak mengalami cacingan.

Kontaminasi cacing ini juga mengakibatkan anak menjadi susah makan. Kondisi ini memicu gizi buruk karena semua nutrisi akan diserap oleh si cacing. Cacing ini masuk melalui kulit kaki dan akan menginfeksi bagian dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung melewati aliran darah. Bahkan bisa mengganggu daya tahan tubuh dan kecerdasan anak.

Beberapa ciri anak mengalami cacingan karena cacing tambang, antara lain; nyeri perut hilang timbul yang dapat membuat bayi menjadi sangat rewel, diare, mual, demam, anemia, tidak nafsu makan, gatal pada area di mana larva masuk ke dalam kulit. Kemudian ditemukannya darah dalam feses bayi jika ususnya mengalami infeksi akibat cacing.

Infeksi cacing pita (Taenia sp)

Anak berisiko terkena cacingan dari cacing pita jika makan daging sapi atau babi tidak matang. Mereka yang terinfeksi cacing pita biasanya tidak merasakan gejala apapun karena sejak awal sulit dideteksi.

Akan tetapi, anak yang menderita infeksi usus akibat cacing pita pada bagian kepala cacing tersebut akan menempel pada dinding usus. Sementara bagian tubuhnya akan bertambah panjang dan memproduksi telur di dalam usus.

Ciri-ciri anak yang terkena cacing pita, diantaranya; mual, sakit perut, nampak lemah dan lemas, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, hingga kerusakan organ dan jaringan tubuh.

Beberapa cara paten untuk mencegah cacingan pada anak antara lain; membiasakan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas, mengganti pakaian dalam anak setiap hari. Kemudian mencuci uci seprai, selimut, dan boneka si kecil secara teratur minimal seminggu sekali.

Selanjutnya meminta anak untuk bermain di daerah kering dan tidak bermain di genangan air berlumpur, memastikan sayuran dan daging dimasak dengan matang sebelum menyajikannya. Ajarkan anak untuk memelihara kebersihan kuku dan kebersihan area genital, Selalu menjaga kebersihan rumah, lingkungan, bahkan mainan si kecil. (hellosehat) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN