GenPI.co Banten - Minyak goreng bekas sebaiknya tidak digunakan kembali.
Apalagi jika sampai berubah warna dan kotor karena minyak dipanaskan dengan suhu tinggi berkali-kali.
Kamu juga dilarang membuang minyak goreng bekas sembarangan karena bisa mencemarkan air.
Berikut ini cara membuang minyak goreng bekas atau jelantah yang benar.
Kamu bisa menyaring minyak terlebih dahulu dan menyimpannya.
Tunggu hingga minyak tidak lagi panas, lalu pindahkan ke jeriken.
Kemudian, kamu bisa menyerahkannya ke petugas penampungan limbah akhir.
Jurnal Resources (2019) menyebutkan, minyak jelantah dapat menjadi sumber daya alam terbarukan yang bisa menghasilkan biodiesel.
Biodiesel dapat menggantikan bahan bakar, gas buangannya lebih ramah lingkungan.
Kamu bisa menyerahkan minyak jelantah ke pusat daur ulang.
Namun, kamu perlu mendiamkan terlebih dahulu minyak jelantah yang digunakan di suhu ruangan.
Lalu saring minyak goreng, selanjutnya simpan di jeriken, container, atau botol plastik bekas hingga penuh.
Jauhkan dari oven, kompor, kulkas, atau microwave agar suhu minyak tidak ikut panas.
Kamu bisa memanfaatkan minyak jelantah sebagai tambahan untuk pupuk tanaman.
Ini karena minyak goreng bekas menghasilkan kadar asam lemak jenuh cukup tinggi.
Meski berbahaya bagi kesehatan manusia, namun asam lemak jenuh dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Perlu diketahui, jika minyak jelantah bukan pupuk utama tanaman.
Tanaman perlu dirawat dan diberikan pupuk urea, pupuk kandang, atau pupuk tanaman lainnya.
Kamu cukup menyaring minyak bekas makanan nabati.
Kemudian tuangkan langsung sedikit ke tanaman atau dapat dicampur ke bahan pupuk.
Hindari menggunakan minyak bekas makanan hewani agar tanaman tidak diserbu serangga kecil. (Hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News