Perajin Tahu dan Tempe di Lebak Mogok Produksi Gegara Harga Kedelai Meroket

21 November 2022 10:00

GenPI.co Banten - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memutuskan untuk mogok produksi.

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Tahu Tempe Kabupaten Lebak, Mad Soleh di Lebak, Sabtu (19/11).

Mad Soleh menyebutkan, keputusan tersebut disebabkan karena harga kedelai yang meroket dari Rp 420 ribu menjadi Rp 700 ribu per karung dengan berat 50 kilogram (kg).

BACA JUGA:  Ada Gelombang Tinggi di Selat Sunda, Warga Lebak Diminta Tak Beraktivitas

"Kami mogok produksi selama tiga hari, dari Sabtu (19/11) sampai Senin (21/11)," katanya.

Sebenarnya para perajin tahu dan tempe di Lebak mengaku cukup berat untuk mogok produksi.

BACA JUGA:  Polisi Tangkap Penipu di Lebak, Korbannya 3 Warga Badui

Ini karena bakal terjadi kerugian besar jika mereka memutuskan untuk mogok.

Selain itu, dampak dari mogok tersebut bakal membuat pengusaha, pekerja, pedagang pengecer, pedagang bakulan, pengemudi, hingga buruh panggul kayu bakar menganggur.

BACA JUGA:  Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Jenis Ganja di Lebak

Mengingat perputaran uang dari produksi tahu dan tempe mencapai ratusan juta per hari.

Konsumen pun diharapkan untuk memahami keputusan para perajin dan tempe untuk mogok produksi.

"Kami sudah sepakat bersama perajin menaikkan Rp 500 per bungkus dengan isi 7 satuan tahu," kata Soleh.

Hal yang sama juga dilakukan Samsul (55) perajin tahu di Rangkasbitung yang memutuskan untuk menghentikan produksinya.

Menurutnya, harga kedelai yang tinggi di pasaran membuat omzet menjadi turun.

Sehingga tidak sebanding dengan biaya produksi dan upah kerja.

Samsul mengaku sudah tidak memiliki modal akibat meroketnya harga kedelai.

"Kami berharap konsumen dapat menerima kenaikan harga tahu tempe,sehingga perajin bisa bertahan usaha dan bisa meraup keuntungan," katanya.

Sejumlah pedagang tahu dan tempe di Pasar Rangkasbitung sudah tidak berjualan usai adanya mogok produksi.

Mereka pun terpaksa menganggur sambil menunggu berhentinya aksi mogok produksi hingga kepan depan.

"Kami berjualan tahu tempe bisa meraup keuntungan Rp 150 ribu dan jika produksi mogok tentu mengalami kerugian," kata Maman (45) seorang pedagang tahu di Pasar Rangkasbitung. (Antara)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni
kedelai   tahu   tempe   mogok produksi   Lebak   Banten  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN