Bahaya Catfishing Menanti di Balik Aplikasi Jodoh Online

05 November 2021 11:00

GenPI.co Banten - Dewasa ini, ungkapan ‘jodoh dalam genggaman’ sangat pas dengan kondisi masyarakat dalam menemukan pasangan. Hanya dengan media sosial, situs jodoh atau aplikasi kencan di telepon genggam, Anda bisa bertemu dengan sosok calon jodoh yang dicari-cari selama ini.

Namun dengan kepraktisan ini, bisa jadi Anda akan membayar mahal karena terperangkap dalam modus penipuan. Jika kurang hati-hati, Anda bisa menjadi korban catfishing.

Aksi catfishing ini biasa terjadi dalam kencan online. Mereka tidak muncul dengan identitas asli. Pelaku catfishing kebanyakan mencuri identitas orang lain atau berbohong mengenai asal-usulnya.

BACA JUGA:  Punya 3 Pacar Tanpa Drama, Berikut Fakta Soal Hubungan Poliamori

Orang yang melakukan catfishing bisa didasari oleh motif yang berbeda-beda. Ada yang hanya iseng sekadar bermain-main, kurang percaya diri, membalaskan dendam pribadi atau adapula yang ingin memeras harta orang yang berhasil ia perdaya.

Mulanya pelaku akan menguji ketertarikan target pada dirinya dengan bersikap selayaknya orang yang sedang melakukan pendekatan secara romantis. Apabila target memberi respons baik, pelaku kemudian melancarkan tipu muslihatnya.

BACA JUGA:  Ketika Hubunganmu Tak Direstui Orang Tua, Lakukan 5 Cara Ini

Penipuan biasanya diawali dengan meminta hadiah atau perlakuan istimewa terlebih dahulu. Lama kelamaan pelaku akan mengeksploitasi kelemahan target lebih jauh sampai target benar-benar jatuh hati dan bersedia mempertaruhkan apapun untuk dirinya.

Kasus penipuan di internet fenomena catfishing ini sebenarnya bukan lagi hal baru dan telah diwaspadai banyak orang. Namun, ternyata masih banyak orang yang terjebak, terlebih sampai merugi secara materil.

BACA JUGA:  Masih Ingin Jalani Hubungan Tanpa Komitmen? Ini Bahayanya

ScamWatch mencatat di tahun 2018 Australia menderita kerugian sekitar 25,5 juta dolar dari kasus penipuan berkedok pacar palsu di internet. Jumlah ini terhitung cukup besar melihat total kerugian yang disebabkan oleh kasus penipuan secara umum adalah 100, 7 juta dolar.

Sementara itu, seorang psikolog bernama Edward Thorndike menyebut kondisi psikologis ini dengan istilah ‘halo effect’. Jika seseorang sudah memiliki rasa suka dari awal, ia akan terus memandang positif orang tersebut sekalipun orang yang disukainya telah melakukan perbuatan buruk.

Dalam fenomena catfishing, pelaku biasanya berhasil menarik perhatian target ketika memberikan impresi awal yang kuat. Kesan pertama yang berhasil menampilkan citra positif ini akan memperkuat pengaruh halo effect pada target.

Lalu bagaimana cara menghindari catfishing? Aksi catfishing mungkin memang sulit untuk dideteksi. Pasalnya, sulit untuk bisa memastikan bahwa seseorang serius memiliki ketertarikan kepada Anda. Apalagi saat komunikasi hanya terjalin di dunia maya, maka akan sulit menangkap kebohongan secara langsung.

Namun dalam setiap modus penipuan dengan motif romantis, biasanya pelaku menunjukkan beberapa perilaku aneh yang mencurigakan. Ia akan banyak beralasan dan terus menghindar jika diajak untuk bertemu secara langsung atau berkomunikasi melalui video chat.

Komunikasi yang dilakukan pun biasanya hanya dari satu platform media sosial saja. Anda juga bisa mengenali tanda-tanda kebohongannya melalui cerita dan penjelasannya yang tidak konsisten.

Trik pelacakan sederhana bisa dilakukan dengan mencari tahu sumber dari foto profil di halaman akun media sosialnya. Terakhir, demi keamanan diri, setiap melakukan kencan online atau upaya pencarian jodoh lainnya, ada baiknya untuk skeptis terhadap maksud dan tujuan teman kencan Anda. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN