Awas! Banyak Orang Salah, Ini Beda Cinta dan Obsesi dalam Pacaran

02 November 2021 10:00

GenPI.co Banten - Saat jatuh cinta, rasanya dunia hanya milik berdua dan yang lain "mengontrak". Saat cinta mulai bersemi, Anda pasti tidak mau berpisah dengannya atau tidak bisa berhenti memikirkannya.

Namun, apabila dibiarkan terlalu lama, rasa cinta berpotensi berubah menjadi obsesi dan berpotensi mengancam hubungan asmara Anda.

Lalu, bagaimana sih, cara bahwa yang Anda rasakan adalah cinta atau obsesi? Berikut empat berpedaan antara cinta dan obsesi:

BACA JUGA:  Awas! 5 Faktor Psikologi Pemicu Perselingkuhan, Simak Nomor 3

Cinta membuat hati tenang, obsesi menimbulkan gelisah

Cinta yang sehat akan memberikan Anda ketenangan. Anda percaya bahwa pasangan tetap mencintai Anda meskipun tidak harus berkomunikasi seharian penuh. Anda akan mengerti bahwa kalian berdua memiliki kesibukan masing-masing.

BACA JUGA:  Menikah dengan Pria Terlalu Tua, Pikirkan 4 Hal Ini

Tetapi, apabila obsesi mengambil alih, maka Anda akan selalu merasa gelisah dan ketergantungan. Anda merasa kesulitan dan resah apabila tidak melakukan suatu kegiatan dengan pasangan. Dengan kata lain, cinta atau obsesi dapat dibedakan dari sejauh apa Anda merasa tergantung secara fisik dan emosional dengan pasangan.

Cinta memberikan kebebasan, obsesi bersifat mengekang

BACA JUGA:  Anda Pusing dengan Pacar yang Ngebet Nikah? Coba 3 Cara Ini

Terlalu fokus pada pasangan di masa-masa awal pacaran memang belum tentu menjadi tanda-tanda obsesif, tetapi Anda tetap harus berhati-hati. Menurut Robert Vallerand, seorang psikolog dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Passion: A Dualistic Model, apabila seseorang mencintai Anda, itu artinya dia mempercayai Anda sepenuh hati.

Lain halnya dengan obsesi. Orang yang terobsesi dengan pasangannya akan selalu dihantui dengan perasaan tidak tenang, bahkan cemburu buta. Apabila Anda terobsesi, Anda cenderung menjadi posesif dan mengontrol kehidupan pasangan secara berlebihan

Cinta membuat Anda berkembang, obsesi sebaliknya

Saat menjalani hubungan cinta yang sehat, Anda dan pasangan cenderung berkembang ke arah yang positif. baik dalam hal perkembangan diri sendiri maupun arah hubungan.

Hal tersebut tidak bisa ditemukan dalam perasaan obsesi. Vallerand menyebut bahwa obsesi yang tidak sehat membuat Anda tidak terbuka dengan perkembangan hidup pasangan.

Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Anda dan pasangan dapat tetap fokus dan saling mendukung kegiatan atau hobi masing-masing. Apabila Anda merasa terlalu bergantung dengan pasangan hingga kegiatan terganggu atau sebaliknya Anda membatasi kegiatan pasangan di luar hubungan pacaran, bisa jadi rasa cinta Anda telah berubah menjadi obsesi.

Cinta mementingkan kebutuhan bersama, obsesi hanya melihat kepentingan sendiri

Anda bisa jadi tidak sadar, segala hal yang telah dilakukan untuk pasangan dan hubungan ini hanyalah untuk memuaskan keinginan dan ego Anda semata. Dalam obsesi tersebut, Anda cenderung melupakan aspek terpenting bahwa cinta seharusnya dilandaskan oleh rasa saling memahami dan menghargai kedua belah pihak. Sudah waktunya Anda dan pasangan sadar, selama ini hubungan asmara yang dijalani atas dasar cinta atau obsesi. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN