Waspadai 8 Perilaku Posesif Ini! Berikut Cara Mengatasinya

01 November 2021 21:00

GenPI.co Banten - Wajar ketika seseorang punya keinginan untuk memiliki pasangannya. Tetapi jika keinginan memiliki tersebut terlalu berlebihan hingga berakibat suka mengekang, akan mengurangi keintiman dan menjadikan hubungan tidak sehat. Pada tahap ini, rasa memiliki yang berlebihan kerap disebut dengan istilah posesif.

Sikap posesif tidak hanya terjadi pada hubungan percintaan. Terkadang, ada fase di mana anak merasa posesif pada barang yang dimilikinya, orangtua terhadap anaknya, atau sikap terlalu mengontrol teman, keluarga, hingga rekan kerja.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, posesif adalah bersifat merasa menjadi pemilik. Sementara itu secara psikologi, posesif memiliki arti lebih dari sekadar itu. Seorang psikolog Ashley Hampton menyebut, posesif seringkali merupakan awal dari sikap mengontrol, mengatur, atau menguasai orang lain. Oleh karena itu, sifat posesif seringkali disebut juga dengan controlling behaviour.

BACA JUGA:  Punya 3 Pacar Tanpa Drama, Berikut Fakta Soal Hubungan Poliamori

Posesif cenderung dimulai dengan sangat lambat dan sulit dideteksi pada awalnya. Pada hubungan percintaan, sifat ini sering dianggap sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang dari pasangan.

Akan tetapi, sifat mengontrol ini sebenarnya bukanlah tanda romantis, perhatian, atau kasih sayang yang tepat. Ini merupakan cara seseorang dalam mengatasi perasaan cemburu, takut, insecure, atau kurangnya rasa percaya diri terhadap pasangan.

BACA JUGA:  Ketika Hubunganmu Tak Direstui Orang Tua, Lakukan 5 Cara Ini

Kembali ke controlling behavior, sifat ini bisa ditunjukkan dengan serangkaian tindakan manipulasi, eksploitasi, dan intimidasi terhadap seseorang untuk alasan egois. Secara tidak sadar, hal-hal ini telah merampas kebebasan orang lain. Adapun hal ini bisa mengarah pada bentuk pelecehan, termasuk abusive relationship.

Pada kondisi tertentu, posesif juga bisa menjadi indikator bahwa ada masalah kesehatan mental yang serius; seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian narsistik, atau bahkan skizofrenia. Berikut beberapa kondisi yang menjadi penyebab posesif:

BACA JUGA:  Awas! 5 Faktor Psikologi Pemicu Perselingkuhan, Simak Nomor 3

Kenyamanan saat memegang kendali

Kemampuan mengendalikan orang lain memberikan perasaan aman kepada diri Anda, karena merasa memiliki kekuatan untuk menjaga segalanya untuk tetap stabil. Tetapi, kenyamanan ini dapat menimbulkan ketagihan, sehingga terus ingin menjadi si pengendali. Padahal sebenarnya, karakter ini justru dapat berarti kurangnya rasa percaya diri.

Bergantung yang berlebihan

Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk terlalu bergantung kepada pasangan atau orang lain karena hal ini akan membentuk pribadi yang posesif. Anda atau pasangan mungkin ingin dan secara tidak sadar menghalangi kebebasann untuk berkumpul dengan orang lain.

Kegelisahan Tersembunyi

Kegelisahan atau ketakutan yang tersembunyi; seperti takut dikasihani orang lain, takut ditinggalkan, takut mengalami emosi yang menyakitkan, atau takut akan kegagalan (perfeksionisme, termasuk memiliki pasangan yang perfeksionis) bisa menjadi pemicu sifat ini. Biasanya, ini juga terkait dengan peristiwa traumatis yang pernah terjadi pada masa lalu, seperti pernah ditinggalkan oleh orang yang disayang.

Kurang percaya diri

Kurangnya rasa percaya diri dalam hubungan juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Mungkin Anda jadi merasa cemburu yang tidak sehat atau tanpa alasan yang jelas terhadap pasangan, atau tidak yakin rekan kerja Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Parahnya, sebagian besar orang tidak menyadari bila dirinya memiliki sifat posesif atau berada di dalam hubungan yang mengontrol. Untuk lebih mengenalnya, berikut adalah tanda-tanda Anda, pasangan, atau kerabat Anda bersikap posesif

1. Mengawasi sepanjang waktu

Apabila pasangan, kerabat, atau keluarga Anda terus menerus menelepon dan menanyakan di mana dan sedang bersama siapa, mungkin itu salah satu ciri posesif. Tidak hanya menghubungi via telepon, hal ini juga kerap ditunjukkan dengan mengawasi atau memata-matai melalui semua akun media sosial. 

2. Mengatur dengan siapa saja boleh bergaul

Tanda posesif selanjutnya yakni suka mengontrol dan mulai mengatur dengan siapa saja Anda atau pasangan boleh bergaul. Bukan untuk melindungi, hal ini dilakukan karena bersikap cemburu.

3. Menentang dan mengkritik pendapat

Jika pasangan terus menerus mengkritik atau menentang pendapat Anda,ini bisa menjadi ciri bahwa ia sedang berusaha mengontrol diri Anda. Apalagi jika dilakukan secara sengaja agar Anda terus berada di bawah kontrolnya dan tidak membiarkan Anda melakukan apa yang diinginkan. Ia akan menentang dan mengkritik dari hal yang kecil agar bisa memengaruhi Anda hingga ke hal yang besar.

4. Membuat Anda merasa bersalah

Seseorang yang suka mengontrol akan mencoba membuat Anda merasa bersalah atau terus mencari kesalahan bila Anda tidak bersikap sesuai dengan keinginannya. Padahal, apa yang diinginkannya tidak selalu benar. Dengan demikian, Anda akan terus meminta maaf dan ia akan selalu bisa mengendalikan Anda.

5. Memiliki emosi yang tak stabil

Seringkali, orang yang suka mengontrol menjadi mudah marah jika Anda melakukan sesuatu yang tidak sesuai atau menurutnya salah. Bahkan terkadang, ancaman, seperti ingin bunuh diri, atau kekerasan fisik mungkin saja dilakukan agar Anda bisa mematuhinya.

Lalu, apakah bisa menghilangkan sifat posesif dalam diri? Tentu saja bisa asal berusaha. Berikut cara menghilangkan sifat posesif:

6. Jangan terpengaruh emosi

Ketika pemicu sifat posesif Anda muncul dan memengaruhi emosi, seperti rasa cemburu, sebaiknya diam sejenak dan pahami apa yang sedang terjadi dalam diri Anda. Bertindak gegabah dengan menuruti emosi ini justru akan dapat melukai perasaan orang lain. Belajar untuk menahan dan mengabaikan pikiran serta suara hati Anda yang buruk terhadap orang lain, terutama pasangan.

7. Cobalah tenangkan diri

Selain belajar mengendalikan emosi, Anda juga perlu mencari berbagai cara yang dapat membuat Anda lebih tenang ketika posesif atau rasa cemas berlebihan itu muncul. Anda bisa sekadar duduk tenang dan rileks, kemudian melakukan meditasi atau latihan pernapasan. Hal ini dapat membantu mengatasi pikiran negatif dan mengurangi rasa cemas berlebihan yang Anda rasakan.

8. Telusuri peristiwa masa lalu

Peristiwa masa silam bisa menjadi salah satu penyebab munculnya sifat posesif. Oleh sebab itu, Anda perlu menelusuri kejadian-kejadian pada masa lalu yang mungkin menyebabkan sifat ini muncul. Lupakan kenangan buruk tersebut dan fokus pada hidup Anda saat ini. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN