GenPI.co Banten - Putus cinta memang tidak enak. Ketika cinta kandas, menimbulkan perasaan kandas dan tidak terima yang mendalam.
Maka tidak heran banyak orang tetap stalking mantan saat sudah putus cinta. Karena, stalking adalah memastikan apakah mantan merasakan sakit yang sama atau tidak.
Lalu, apa dampak stalking mantan usai patah hati?
Stalking adalah rasa iri dan bentuk rasa tidak terima. Kok bisa?
Cobalah untuk jujur, apakah yang kamu rasakan ketika melihat mantan lebih bahagia usai berpisah darimu?
Bagaimana perasaanmu ketika banyak orang lain nampak mulai mendekatinya? Tentu saja ini tidak bagus untuk kejiwaanmu.
Stalking adalah perbuatan menyakit diri. Tapi, mengapa banyak orang tetap stalking mantan ketika tahu stalking itu menyakiti diri?
Sakit hati itu candu dan salah satu caranya adalah dengan stalking mantan dan kembali terluka. Stalking mantan juga merupakan upaya merawat luka.
Bagaimana tidak, kamu tersakiti dengan bio mantan, dari berpasangan denganmu, berubah menjadi lajang, berubah lagi berpacaran dengan orang lain.
Terlebih ketika banyak orang menggodanya di medsos dan dia menanggapi semuanya. Apakah itu tidak menyakiti diri?
Stalking mantan adalah perbuatan yang tidak elegan dan buang-buang waktu. Mantanmu menjalani hidup baru sedikit demi sedikit, dan kamu masih saja melihat ke belakang.
Hari-harimu diisi dengan rasa dendam dan rasa iri dengki karena mantanmu hidupnya jadi semakin lebih baik dibandingkan kamu.
Dia sama sekali tidak peduli denganmu, tapi kamu masih mempedulikannya. Nah, rugi banget, bukan? (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News