GenPI.co Banten - Saat cinta mulai bersemi, Anda pasti tidak mau berpisah dengannya atau tidak bisa berhenti memikirkannya. Apakah Anda benar-benar jatuh cinta atau sekedar obsesi?
Rasa cinta berlebih berpotensi berubah menjadi obsesi dan berpotensi mengancam hubungan asmara Anda.
Lalu bagaimana cara membedakan mana cinta dan mana yang obsesi, berikut empat perbedaan cinta dan obsesi:
Anda harus hati-hati, terlalu sayang dan berlebihan di masa pacaran merupakan tanda-tanda sikap obsesif.
Menurut Robert Vallerand, seorang psikolog dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Passion: A Dualistic Model, apabila seseorang mencintai Anda, itu artinya dia mempercayai Anda sepenuh hati.
Orang yang obsesi dengan pasangannya akan dihantui dengan perasaan tidak tenang dan bahkan cemburu buta.
Cinta yang sehat akan memberikan Anda ketenangan. Anda percaya bahwa pasangan tetap mencintai Anda meskipun tidak harus berkomunikasi seharian penuh.
Anda akan mengerti bahwa kalian berdua memiliki kesibukan masing-masing.
Tetapi, apabila obsesi mengambil alih, maka Anda akan selalu merasa gelisah dan ketergantungan.
Anda merasa kesulitan dan resah apabila tidak melakukan suatu kegiatan dengan pasangan.
Saat menjalani hubungan cinta yang sehat, Anda dan pasangan cenderung berkembang ke arah yang positif, baik dalam hal perkembangan diri sendiri maupun arah hubungan.
Vallerand menyebut bahwa obsesi yang tidak sehat membuat Anda tidak terbuka dengan perkembangan hidup pasangan.
Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Anda dan pasangan dapat tetap fokus dan saling mendukung kegiatan atau hobi masing-masing.
Apabila Anda merasa terlalu bergantung dengan pasangan hingga kegiatan terganggu atau sebaliknya Anda membatasi kegiatan pasangan di luar hubungan pacaran, bisa jadi rasa cinta Anda telah berubah menjadi obsesi. (Hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News