Wajib Tahu, Ini Perbedaan Cara Berpikir Perempuan dan Laki-laki

30 Oktober 2021 11:00

GenPI.co Banten - Perbedaan sikap antara laki-laki dan perempuan kerap menimbulkan salah paham antara keduanya. Tetapi, apakah benar perbedaan cara berpikir karena otak laki-laki dan perempuan bekerja dengan cara yang berbeda.

Salah satu buku populer yang ditujukan untuk memahami hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah Men from Mars, Women from Venus, ditulis oleh John Gray pada 1992. Pada pertengahan abad ke-19, para peneliti bisa membedakan laki-laki dan perempuan hanya dengan melihat otaknya. Meskipun penelitian terbaru menyebutkan bahwa otak secara fisik tidak ada perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan.

Menurut Ragini Verma, PhD dosen pada University Pennsylvania di Philadelphia, penelitian mereka menemukan adanya perbedaan signifikan, yakni antara sirkuit otak laki-laki dan perempuan. Bahkan ketika mereka melakukan hal yang sama.

BACA JUGA:  6 Bentuk Kekerasan dalam Hubungan, Putus Aja Deh

Tel Aviv University pada tahun 2015 melakukan riset yang menarik dalam membandingkan otak laki-laki dan perempuan. Para peneliti melakukan riset terhadap 1.400 orang pada lokasi gray matter di otak. Mereka menyebut pola berpikir ini sebagai brain road maps dan dari cara kerja otak laki-laki dan perempuan ini disebut sebagai female end zone dan male end zone.

Lalu, apa perbedaan cara berpikir laki-laki dan perempuan? Perempuan lebih sering menggunakan otak kanannya. Hal tersebut yang menjadi alasan perempuan lebih mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan menarik kesimpulan.

BACA JUGA:  Punya 3 Pacar Tanpa Drama, Berikut Fakta Soal Hubungan Poliamori

Berdasarkan penelitian Ragini Verma pula, diketahui otak perempuan lebih bisa mengaitkan memori dan keadaan sosial yang menjadikan perempuan lebih sering mengandalkan perasaan. Menurut kajian Tel Aviv, perempuan dapat menyerap informasi lima kali lebih cepat dibandingkan laki-laki sehingga perempuan lebih cepat menyimpulkan sesuatu dibanding laki-laki.

Lain dengan perempuan, laki-laki memiliki kemampuan motorik yang jauh lebih kuat dibanding perempuan. Kemampuan ini dapat digunakan untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata sehingga laki-laki lebih baik dalam olahraga yang mengandalkan lempar-melempar bola.

BACA JUGA:  Ketika Hubunganmu Tak Direstui Orang Tua, Lakukan 5 Cara Ini

Menurut Daniel Amen, MD, penulis Unleash the Power of the Female Brain, otak laki-sepuluh persen lebih besar dibanding perempuan. Tetapi bukan berarti laki-laki menjadi lebih pintar dibandingkan dengan perempuan.

Sebab, ukuran otak tidak memengaruhi IQ atau kepintaran seseorang. Sementara menurut Witelson yang dikutip CBC News, otak laki-laki lebih rentan dibanding otak perempuan. Selain itu, otak laki-laki mengalami perubahan seksual yang dipengaruhi oleh hormon testoterone.

Walaupun biasanya ukuran otak laki-laki lebih besar dibanding perempuan, faktanya hippocampus pada perempuan lebih besar dibanding laki-laki. Hippocampus adalah bagian otak yang menyimpan memori, salah satu alasan perempuan bisa mengolah informasi lebih cepat seperti yang sudah disebutkan di atas.

Terdapat perbedaan respons antara laki-laki dan perempuan terjadi karena perempuan memiliki verbal center pada kedua bagian otaknya. Sedangkan laki-laki hanya memiliki verbal center pada otak bagian kiri. Biasanya ini yang menyebabkan perempuan lebih suka berdiskusi, bergosip, bercerita panjang lebar dibanding laki-laki.

Laki-laki lebih senang melihat sesuatu yang mudah. Mereka tidak punya ‘koneksi’ yang baik tentang hal-hal yang melibatkan perasaan, emosi, atau curahan hati. Itu alasan mengapa perempuan suka mengeluhkan jika laki-laki tidak cukup peka, melupakan hal-hal yang dianggap penting oleh perempuan seperti ulang tahun pernikahan.

Hal tersebut bisa terjadi karena otak laki-laki tidak didesain untuk terkoneksi pada perasaan atau emosi. Laki-laki biasanya ketika memutuskan sesuatu jarang melibatkan perasaan. Laki-laki juga jarang menganalisis perasaannya dibanding perempuan yang biasanya selalu melibatkan perasaan dalam memutuskan sesuatu.

Selain dilihat dari perbedaan cara berpikir, stereotipe dan cap sosial dapat memengaruhi perilaku laki-laki dan perempuan. Saat kecil, tidak jarang orangtua dan orang sekitar menjalaskan apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh laki-laki.

Misalnya, laki-laki dilarang lebih banyak bicara atau cerewet, karena itu identik dengan perempuan. Sementara perempuan tidak boleh sering bermain bola karena olahraga itu hanya dimainkan oleh laki-laki. Konsep seperti ini yang melekat pada masyarakat tentang bagaimana perempuan dan laki-laki seharusnya bersikap.

Otak laki-laki memang tidak didesain untuk melibatkan perasaan, namun bukan berarti laki-laki tidak memiliki rasa empati. Menurut Dr. Brizendine yang dikutip Livescience, empati pada laki-laki bekerja ketika ada seseorang yang menunjukkan perasaannya.

 Stereotipe membedakan mana karakter laki-laki dan perempuan, seperti yang sudah disebutkan bahwa laki-laki harusnya lebih diam, berwibawa, lebih tangguh, cepat mengambil keputusan.

Sama halnya dengan laki-laki yang boleh mengerling atau mengedipkan mata pada perempuan. Hal tersebut sudah ‘disepakati oleh masyarakat’ turun temurun dan menjadi identik sebagai kebiasaan laki-laki sehingga ketika dilakukan perempuan akan dianggap kurang pantas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN