GenPI.co Banten - Di masa pandemi, kebutuhan masyarakat akan vitamin meningkat secara signifikan.
Konsumsi vitamin tersebut diyakini masyarakat untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada radikal bebas atau virus yang masuk.
Menanggapi realitas tersebut, Dokter spesialis gizi klinis RS Sari Asih Karawaci Dr Retno Kuntarti SpGK berikan sedikit pemahaman mengenai vitamin.
Menurut Retno, mengonsumsi vitamin tanpa dosis yang tepat dapat memunculkan keluhan medis baru.
Retno menuturkan, vitamin terdiri dari dua jenis, yakni: vitamin larut dalam air dan larut dalam lemak.
Vitamin larut air proses pengeluarannya melalui ginjal, sedangkan vitamin tidak larut air akan disimpan dalam hati dalam waktu lama.
“Bila terlalu berlebihan konsumsi vitamin larut air dapat saja menimbulkan kelainan di ginjal misal terbentuk batu ginjal,” tuturnya, dikutip dari Antara, Sabtu (12/3).
Vitamin larut lemak, lanjut Retno, berisiko toksisitas lebih besar ketimbang vitamin larut air. Konsumsi vitamin dengan dosis berlebihan akan meningkatkan gejala toksisitas.
Dia menyarankan agar masyarakat mengonsumsi vitamin A, C, D dan E dalam bentuk multivitamin dan bukan dalam dosis tunggal.
Tanpa penyesuaian dosis dan kebutuhan, vitamin akan cenderung membawa masalah baru.
“Baiknya sesuai kebutuhan saja dan utamakan dulu yang berasal dari sumber bahan makanan,” kata dia. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News