Mom, Suruh Anak Berhenti Menangis Jika Mulai Melakukan Ini

25 Oktober 2021 19:00

GenPI.co Banten - Memang tidak nyaman membiarkan anak menangis. Inilah yang membuat para orang tua cenderung melarang anaknya menangis.

Di usianya yang masih balita, tangis adalah salah satu bahasa mereka. Seandainya mereka dapat menyampaikan sesuatu dengan baik, tentu mereka akan sampaikan hal yang meresahkan dan membuat mereka frustasi.

Larangan menangis pada anak akan semakin gencar dilakukan ketika orang tuanya sedang sibuk dan harus terhenti karena tangisan anak. Inilah yang membuat para orang tua semakin keras mearang anaknya menangis.

BACA JUGA:  Berhenti Membuang Biji Labu Kuning, Manfaatnya Banyak Banget

Tapi, apakah para orang tua mengerti jika terkadang  menangis dapat memberikan manfaat yang baik bagi tubuh. Saat menangis, tubuh akan mengeluarkan hormon stres dan zat sisa lewat cairan air mata.

Kotoran atau debu di mata anak akan bersih dengan sendirinya. Hal ini menghindarkan anak dari infeksi.

BACA JUGA:  Apakah Kopi Bisa Jadi Candu? Ini Faktanya

Selain itu, tubuh anak menghasilkan hormon kortisol dan adrenalin ketika seseorang sedang merasa sedih atau stres.

Kedua zat tersebut dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Jika anak menahan tangis, akibatnya hormon ini membuat dada menjadi terasa sesak.

BACA JUGA:  Ini yang Akan Terjadi Ketika Orang Tua Melarang Anak Menangis

Itu sebabnya anak-anak yang menahan tangis sering merasa kesulitan saat bernafas. Terlalu sering menahan tangis tidak akan membuat perasaan menjadi lebih baik, justru akan menumpuk stres dalam tubuh.

Meski menangis itu boleh, tapi sebaiknya orang tua memperhatikan ini:

1. Melukai orang lain atau diri sendiri

Menangis memang baik untuk anak dan normal. Tapi, kalau tangis mereka kemudian sudah menjurus ke sikap melukai diri sendiri atau orang lain, segera hentikan.

Jika anak sudah berlaku demikian, segera tanyakan padanya dengan nada yang tenang namun tegas terkait apa yang membuat dia menangis.

Meski terkadang alasan mereka cukup tidak masuk di akal, tetap hargai si kecil dengan mendengarkan tangisnya.

Ayah dan ibu juga bisa mengulang dengan pertanyaan seperti, “Jadi, kamu sedih karena teman nggak mau minjemin mainan?”

Hal ini penting agar anak merasa Anda benar-benar memperhatikannya.

Ketika tangisan mereda, baru Anda bisa memberinya solusi untuk keluar dari masalah tersebut. Jika si kecil frustasi karena pekerjaan rumah yang sulit, tawarkan bantuan.

Kalau anak kehilangan teman dekat, beri semangat untuk berkenalan dengan lebih banyak teman yang baru. Yakinkan pada anak bahwa menangis adalah hal yang wajar dan semua orang melakukannya.

Ayah dan ibu bisa menceritakan pengalaman masa kecil agar membuat anak tidak merasa sendiri.

Setelah itu, peluk anak dan usapan lembut kepalanya agar suasana hati anak menjadi sedikit lebih baik.

2. Perhatian tangisan anak

Orang tua perlu memperhatikan perhatian yang ia berikan pada anak.

Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention, ada dua jenis perhatian, positif dan negatif. Perhatian positif adalah ketika Anda memberi perhatian pada sikap anak yang menyenangkan.

Sementara itu, perhatian negatif adalah saat orangtua memperhatikan anak ketika ia melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai.

Ambil contoh, anak sedang bermain balok susun dan membuat rumah atau gedung tinggi, lalu Anda memberikan perhatian dengan pujian.

“Wah, gedungnya tinggi sekali!” ini adalah perhatian positif pada anak.

Sementara itu, contoh perhatian negatif adalah saat anak bermain balok susun dan mengacak-acak atau melempar balok.

“Jangan lempar-lempar, nanti kena kepala!” respons orangtua yang seperti ini adalah perhatian negatif.

Alasannya, orangtua baru bereaksi pada sesuatu yang tidak menyebalkan dan mengabaikan saat anak melakukan yang menyenangkan.

Tentu ini akan berdampak pada psikologis anak bahwa ia baru akan mendapat perhatikan dengan tangisan dan merengek.

Takutnya, anak jadi terbiasa merengek dan menangis agar mendapat perhatian orangtua tentu tidak baik untuk anak di kemudian hari. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN