Pemendam Emosi Rawan Sakit Jantung dan Mati Muda, Kok Bisa?

04 Maret 2022 07:00

GenPI.co Banten - Banyak orang memendam emosi dengan cara tidak mengekspresikan perasaannya agar tidak memperparah sebuah persoalan.

Ada pula orang yang memutuskan tidak melontarkan emosi hanya karena agar tidak membebani pikiran orang lain.

Banyak orang memutuskan memendam emosi tanpa tahu dampak yang akan dirasakan dirinya, baik secara fisik dan juga secara mental.

BACA JUGA:  Dinkes Larang Warga Tes Antigen Sendiri, Ini Bahayanya

Padahal, ketika seseorang memendam emosi, energi negatif yang ada di dalam tubuh tertahan.

Energi inilah yang kemudian tersimpan di dalam tubuh dan mengganggu fungsi otak dan tubuh lainnya.

BACA JUGA:  Bahaya Makanan Ringan Ngeri Juga, Nih! Sumber Penyakit Berbahaya

Berikut ini bahaya yang akan dirasakan ketika terlalu sering memendam emosi:

1. Penyebab penyakit dan meningkatkan risiko kematian

BACA JUGA:  4 Cara yang Salah Mengatasi Stres, Waspadai Nomor 3

Dampak buruk energi negatif bagi tubuh adalah menjadi penyebab berbagai jenis penyakit.

Energi yang keluar dari emosi tertahan disebut menjadi penyebab tumor, pengerasan arteri, kaku sendi dan pelemahan tulang.

Jika berlanjut, segala penyakit tersebut akan jadi penyebab kanker, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh rentan penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian selama 12 tahun menyebutkan, orang yang sering memendam emosi cenderung mati muda.

Penelitian yang pernah diterbitkan di dalam Journal of Psychomatic Reseach menyebutkan, emosi dalam tubuh memicu penyakit jantung dan kanker.

Pemendam emosi disebut akan cenderung membawa pikiran negatif dalam tubuh yang mempengaruhi keseimbangan hormon.

Agar terhindar dari risiko penyakit, tidak ada salahnya untuk mengutarakan emosi yang dirasakan agar kesehatan mental tetap terjaga.

Karena, marah dapat membantu mengurangi stres dan tekanan di dalam diri.

2. Rentan terhadap inflamasi (peradangan)

Pemendam emosi juga disebutkan dapat jadi penyebab inflamasi atau peradangan.

Sebaliknya orang yang mampu menunjukkan atau mengungkapkan emosinya memiliki zat kimia inflamasi yang lebih rendah.

Agar terhindar dari kebiasaan memendam emosi, tidak ada salahnya melakukan pendekatan kehidupan dengan sikap positif. (Hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN