GenPI.co Banten - Hampir semua orang di dunia ini ingin mencari bahagia. Mereka akan mengejar kebahagiaan apapun caranya.
Tapi, nampaknya ada sebagian orang yang tidak ingin bahagia. Lho, kok bisa?
Ya, mereka yang tidak ingin bahagia adalah para penderita cherophobia. Penderita cherophobia justru punya ketakutan dengan kebahagiaan berlebih.
Cherophobia adalah sebuah gangguan yang sampai hari ini belum bisa diatasi dan didiagnosis secara pasti seperti halnya dengan gangguan kejiwaan pada umumnya.
Namun, para ahli menyebut cherophobia sebagai salah satu bentuk gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Cherophobia memiliki bahaya tersendiri bagi kehidupan manusia. Meski manusia butuh rasa cemas untuk dapat bertahan hidup, tapi apa jadinya bila hidup diisi dengan kecemasan yang sebenarnya bukan suatu ancaman.
Untuk diketahui, sumber rasa takut dari pengidap cherophobia adalah rasa bahagia.
Pengidap cherophobia percaya bila setiap hal baik terjadi akan segera disusul oleh hal buruk. Hal inilah yang kemudian membuat mereka cenderung menghindari sesuatu yang menimbulkan rasa bahagia.
Apa yang dilakukan pengidap cherophobia adalah untuk mencegah agar hal buruk yang dia cemaskan tidak muncul di kemudian hari.
Cherophobia kerap dialami oleh korban trauma, para introver dan orang yang terlalu perfeksionis.
Ciri-ciri cherophobia
1. Pengidap cherophobia biasanya akan mengalami kecemasan saat mengikuti kegiatan sosial seperti pesta, perkumpulan sosial, konser dan acara menyenangkan lainnya.
2. Meyakini bila setiap merasa bahagia, pasti akan diikuti oleh hal buruk
3. Menolak ikut kegiatan yang (seharusnya) menyenangkan.
4. Menolak mengikuti acara yang memberikan manfaat positif.
5. Meyakini bila mengungkapkan kebahagiaan ke orang lain itu buruk
6. Berpikir jika diri adalan orang jahat ketika merasa bahagia.
7. Berpikir mengejar bahagia adalah buang-buang waktu.
Cara mengatasi cherophobia adalah dengan relaksasi melalui teknik pernapasan, menulis jurnal, meditasi dan olahraga.
Hal lain yang harus dilakukan adalah dengan mengikuti kegiatan sosial yang selama ini dihindari.
Cara berikutnya adalah terapi ke psikolog atau bisa juga dengan melekukan hipnoterapi. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News