Takut Berkomitmen dengan Hubungan? Anda Mungkin Mengalami Ini

09 Desember 2021 18:00

GenPI.co Banten - Fobia bisa berdampak pada penderitanya mengalami kecemasa berlebihan meskipun rasa takut yang berlebihan tersebut sebenarnya tidak berbahaya. Salah satu ketakutan untuk berkomitmen atau menikah yaitu gamophobia.

Gamophobia merupakan istilah yang merujuk pada ketakutan untuk menjalin komitmen jangka panjang atau pernikahan. Ketakutan yang dialami tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan memicu gangguan kecemasan atau serangan panik.

Orang dengan fobia jenis ini akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan jangka panjang atau yang jenjang yang lebih serius. Jika diabaikan akan memengaruhi hubungan sosial antara penderita dengan pasangan dan keluarga.

BACA JUGA:  4 Manfaat Kesehatan Setelah Menikah, Ternyata Waw

Badan kesehatan dunia WHO menggolongkan gamophobia sebagai salah satu jenis gangguan kecemasan. Jika penderita sudah mengidap gamophobia parah, maka harus segera ditangani psikiater atau psikolog sehingga ada masih peluang dapat diobati dan sembut total.

Beberapa tanda gamophobia diantaranya aalah; hanya memikirkan pernikahan atau komitmen membuat Anda cemas dan takut berlebihan, bersikeras menghindari topik tentang pernikahan. Lalu rasa cemas dan takut akan pernikahan sulit dikendalikan dan memiliki jejak atau riwayat mengakhiri hubungan yang sehat alias ingin melarikan diri.

BACA JUGA:  Mendadak Ragu Sebelum Menikah? Lakukan 4 Hal Ini Agar Tidak Kacau

Selain itu pengidap gamophobia akan mengamai gejala fisik jika memikirkan atau dihadapkan pada topik pernikahan, seperti;  detak jantung semakin cepat atau tidak beraturan, berkeringat, sesak napas. Kemudian nyeri dada, pusing, mual, dan wajah serta leher memerah.

Gamophobia diketahui dapat terbentuk sejak usia muda, bahkan pada masa kanak-kanak. Beberapa penyebabnya bisa dikarenakan melihat pertengkaran, konflik, atau bahkan perceraian orangtua. Lalu pernah berada di hubungan yang tidak sehat, seperti memiliki pasangan yang manipulatif atau mengalami kekerasan verbal dan fisik.

BACA JUGA:  Perselingkuhan Belum Ketahuan, Perlukah Mengaku ke Pasangan?

Berikutnya adalah pernah menjadi korban pelecehan seksual, tidak mendapatkan kebutuhan tertentu atau memiliki masalah relasi dengan orangtua sejak kecil. Termasuk memiliki hubungan keluarga yang bermasalah atau rumit.

Berikut ini beberapa terapi yang direkomendasikan untuk mengatasi gamophobia. Namun demikian, cara ini bukan sebagai pengganti nasihat psikiater atau psikolog:

Terapi kognitif perilaku (CBT)

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi kognitif perilaku akan membantu mengetahui bagaimana pikiran-pikiran memengaruhi perilaku penderita. Psikolog atau psikiater akan membimbing untuk menggali kembali pengalaman di masa lalu dan emosi yang dirasakan saat itu.

Terapi psikodinamika

Terapi psikodinamika juga bisa digunakan untuk mengatasi gamophobia. Sama dengan terapi kognitif perilaku, psikologi ini berfokus pada menggali hubungan antara pikiran alam bawah sadar dan perilaku pasien. Namun, terapi ini bisa memakan waktu lebih lama, dari bulanan hingga tahunan. (hellosehat) https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/gamophobia/

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN