
GenPI.co Banten - Perajin keripik emping melinjo di Kabupaten Lebak, Banten, mulai bangkit usai dilanda pandemi covid-19.
Hal itu disampaikan Nining (55), perajin keripik emping melinjo “Rahayu” di Desa Sukaraja, Kecamatan Warunggunung, Lebak.
"Kami selama 25 tahun menggeluti usaha kerupuk emping dan sampai kini masih bertahan hingga menyerap tenaga kerja puluhan orang," kata Nining.
BACA JUGA: Jelang Iduladha, Permintaan Arang Kayu di Lebak Meningkat
Saat ini, permintaan pasar cenderung meningkat dari 20 kuintal hingga 500 kuintal per pekan.
Selain itu, jumlah pekerja untuk memproduksi keripik emping melinjo juga kembali normal hingga 25 orang yang kebanyakan ibu-ibu.
BACA JUGA: Ada Fenomena Bulan, Warga Lebak Diminta Waspada Banjir Rob
Produksi keripik emping melinjo di Lebak dapat menghasilkan 500-600 kuintal per pekan dengan harga Rp 30 ribu/kilogram.
Jika diakumulasikan, keripik emping melinjo tersebut dapat menghasilkan omzet Rp 30 juta-36 juta.
BACA JUGA: Tingkatkan Kesejahteraan Keluarga, Petani Lebak Andalkan Produksi Jagung
Dari omzet tersebut, perajin keripik emping melinjo dapat meraih keuntungan bersih Rp 5 juta setelah dipotong biaya pembelian melinjo dari petani dan upah kerja.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News