GenPI.co Banten - Puluhan ayam mati mendadak di Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar di Lebak, Senin (24/7).
Dari temuan tersebut, pihaknya langsung memeriksa 52 ayam yang mati di Desa Sukamanah.
Hasilnya, pihaknya tidak menemukan penyebaran virus flu burung pada mayat unggas yang mati.
Pihaknya menduga puluhan unggas yang mati tersebut diakibatkan bakteri snot.
"Kami gerak cepat dan hasil pemeriksaan di lapangan unggas mati itu akibat bakteri snot dan negatif flu burung," kata Rahmat.
Rahmat menjelaskan, bakteri snot terjadi akibat dampak perubahan cuaca sehingga nafsu makan ayam menjadi berkurang.
Akibatnya, pertumbuhan dan produktivitas ayam menjadi terhambat.
Bakteri snot tersebut dapat menyebabkan 30 persen ayam mendadak mati.
Rahmat pun meminta peternak untuk memisahkan ayam yang terserang snot dengan ayam yang sehat.
Selain itu, peternak juga diminta untuk mengobati ayam yang terserang snot.
Menurutnya, penyakit snot dapat diobati dengan bahan alami seperti parutan bawang putih.
Bisa juga menggunakan bawang merah yang dicampur jahe dalam 1 liter air, gula batu 5 cm, dan direbus.
Setelah dingin, peternak bisa menyaring larutan dan menambahnya dengan gula batu dan 10 liter air, lalu berikan pada ayam.
"Kami minta pemilik unggas agar bisa mengobati secara tradisional agar terbebas dari penyakit snot," tuturnya.
Peternak juga diminta rutin menjaga kebersihan kandang dari sisa-sisa makanan dan kotoran ayam.
Kandang juga harus disesuaikan dengan populasi ayam agar sirkulasi udara lancar dan tidak lembab.
Peternak juga diminta untuk menyemprotkan desinfektan untuk membunuh kuman penyebab penyakit.
“Selanjutnya, ayam itu diberikan vaksin, vitamin, dan perbaikan mutu pakan ayam agar daya tahan tubuhnya meningkat,” tutupnya. (Antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News