GenPI.co Banten - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, berupaya menjaga tinggi muka air tanah agar tidak terjadi penurunan.
Salah satunya dengan mengoptimalkan konservasi air dari kolam retensi, biopori, dan sumur resapan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Tihar Sopian di Tangerang, Selasa (11/7).
Menurutnya, konservasi air dapat mengantisipasi banjir sehingga air hujan yang turun tersimpan di dalam konservasi air.
Saat ini, terdapat 2 kolam retensi di RW 08, Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan dan di RW 08 Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci.
Selain itu, pihaknya juga telah membangun 1.676 lubang biopori super jumbo di 9 kecamatan.
Pemkot Tangerang juga akan menambah 20 sumur resapan dan 50 biopori super jumbo pada tahun ini.
Pembangunan konservasi air tersebut akan menggunakan skala prioritas di wilayah rawan banjir.
Pihaknya masih menggunakan metode yang sama yaitu biopori yang terdiri dari biopori mini, jumbo, dan super jumbo dengan kedalaman hingga 1 meter.
"Lalu, sumur injeksi kedalamannya hingga 40 meter," lanjutnya.
Tihar berharap dengan pembangunan sumur resapan tersebut bisa menjadi salah solusi untuk mengurangi genangan hingga banjir di Kota Tangerang.
“Harapan kami dan harapan kita bersama, air yang datang ketika hujan turun dapat menjadi berkah,” harapnya.
Selain itu, konservasi air tersebut juga diharapkan bisa bermanfaat bagi warga Kota Tangerang.
"Air yang sudah masuk ke perut bumi, dapat menjadi konservasi dan bermanfaat bagi kita semua dengan bonus tidak terjadi genangan dan mudah-mudahan di tahun ini tidak terjadi banjir di Kota Tangerang," ujarnya. (Antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News