Deklarasi Stop BABS, Warga Miskin Suralaya dapat Bantuan Toilet

18 November 2021 19:00

GenPI.co Banten - Dinas Kesehatan Kota Cilegon bersama PT Indonesia Power dan PT Indo Raya Tenaga memberikan bantuan toilet bagi warga yang kurang mampu.

Kegiatan kali ini merupakan puncak dari upaya pemberian jamban bagi warga miskin di Suralaya. Pemberian bantuan tersebut juga disertai dengan deklarasi “Stop BABS” alias buang air besar sembarangan, Senin (15/11).

Bersama kader Puskesmas Pulomerak dan Kelurahan Suralaya, pengentasan jambanisasi di sejumlah titik wilayah Suralaya akhirnya terealisasi.

BACA JUGA:  Bantuan Sumur Bor dari PT IRT Diapresiasi Warga Suralaya

“Dengan adanya bantuan pembangunan jamban dari pihak PT Indonesia Power unit 1-8 dan PT Indo Raya Tenaga, semoga bermanfaat bagi masyarakat,” kata Lurah Suralaya, Eman Sulaiman.

Berdasarkan data di Kelurahan Suralaya, dari tim verifikasi program  STOP BABS tertanggal 08-20 Maret 2021, verifikasi fasilitas sanitasi ini sudah dilakukan.

BACA JUGA:  Cara Polres Cilegon Antisipasi Lonjakan Wisatawan Pantai Anyer

Dari jumlah 3.023 KK di wilayah ini, 49 KK diantaranya masih BABS. Terhadap mereka, bantuan CSR dilakukan oleh PLTU Suralaya 1-10. Sampai hari ini sudah 100 persen keluarga di wilayah ini sudah memiliki jamban. 

Mewakili PLTU Suralaya Unit 1-8 dan Indo Raya Tenaga Rahmat Hidayatullah dalam sambutannya mengatakan, ikut mendukung dan mengapresiasi terlaksananya 100 persen program STOP BABS di RW 6, Lingkungan Buah Dodol, Kelurahan Suralaya. 

BACA JUGA:  Wah, Mantap! Rabeg dan Sate Bandeng Resmi Jadi Ikon Kota Cilegon

“Semoga  dengan adanya STOP BABS dapat menimbulkan kesadaran masyarakat agar tidak BABS lagi dan juga menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau, serta tidak mencemari sumber air yang berada di Suralaya,” ucap Rahmat.

Persoalan sanitasi  hingga kini masih jadi persoalan pelik di Provinsi Banten. Jika di seluruh Bantan ada sekitar 30 ribu warga yang buang air besar sembarangan (BABS), di kota industri ini, setidaknya ada sekitar 3 ribu jiwa yang masih melakukan BABS di kebun atau tempat lainnya, lantaran tak memiliki jamban.

Padahal, menurut UNICEF, sanitasi yang buruk menyumbang angka 88% pada kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Belum lagi, ancaman stunting atau tumbuh kerdil juga dipengaruhi oleh kualitas sanitasi. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN