GenPI.co Banten - Angka kemiskinan di Banten meningkat sebesar 6,24 persen per September 2022 jika dibandingkan pada Maret 2022.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten, M. Nawa Said Dimyati di Serang, Rabu (18/1).
"Namun, bila dibandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 angka kemiskinan di Banten mengalami penurunan persentasenya 6,50 persen," ujarnya dikutip dari JPNN Banten, Kamis (19/1).
Meski demikian Nawa menanggapi santai angka kemiskinan di Tanah Jawara tersebut.
Menurutnya, pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi covid-19 masih berkaitan dengan bertambahnya angka kemiskinan di Banten.
Kemudian, pemutusan hubungan kerja (PHK) juga terjadi di wilayah perkotaan.
"Perekonomian belum sepenuhnya pulih. Saat ini baru mengalami pemulihan ekonomi," ucap Nawa.
Pemerintah pun dinilai harus membuat program untuk kembali meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Program yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat banyak, misalnya bantuan penambahan modal bagi usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," ujarnya.
Sedangkan program khusus yang dapat diterapkan di wilayah perkotaan yaitu budi daya ikan air tawar.
Nawa menilai, cara tersebut bisa meningkatkan ekonomi warga di perkotaan.
"Program ini potensial, karena ikan di Banten sangat diminati buktinya pasokan saat ini masih dikirim dari luar daerah," tuturnya.
"Inovasi atau program ini tentunya harus mendapat dukungan dari pemerintah untuk menyiapkan sarana dan pasarnya," sambungnya.
Ia juga meminta untuk tidak menjadikan turunnya angka kemiskinan di perdesaan sebagai acuan.
Nawa pun mendorong program peningkatan perekonomian di pedesaan terus dimaksimalkan.
"Program yang sesuai di perdesaan, yaitu pertanian dan perikanan," jelas dia.
Dengan demikian, Nawa berharap angka kemiskinan di wilayah perkotaan maupun perdesaan di Banten makin menurun.
"Tentunya harapan ini diperlukan upaya yang maksimal terutama dorongan dari pemerintah," tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News