Jumlah Kasus Stunting di Serang Turun, Ternyata Gegara Ini

25 Oktober 2022 10:00

GenPI.co Banten - Jumlah kasus stunting di Kabupaten Serang, Banten, terus mengalami penurunan.

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat kasus stunting di Kabupaten Serang mencapai 39,43 persen.

Kemudian kasus stunting menurun sebanyak 12,23 persen pada 2021.

BACA JUGA:  Alhamdulillah, Warga Serang Tidak Lagi Konsumsi Air Keruh

Pemerintah Kabupaten Serang sendiri menargetkan kasus stunting turun sebanyak 14 persen pada 2024.

Untuk itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus menyosialisasikan gerakan Jumat Berkah Atasi Stunting (Jumanting) melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan menyasar 10 desa.

BACA JUGA:  Duh! 2.142 Warga Serang Alami Gangguan Kejiwaan, Kata Dinsos

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang, Tarkul Wasyit di Serang, Senin (24/10).

“Jumanting merupakan salah satu inovasi dari TPPS se-Kabupaten Serang untuk menurunkan angka stunting dengan memberikan asupan yang mengandung protein, karbohidrat seperti telur dan buah-buahan,” ujar Tarkul.

BACA JUGA:  Warga Serang Temukan Mortir di Dalam Rumah Nenek Sebatang Kara

Salah satu desa yang menjadi tempat untuk menjalankan program Jumanting yaitu di Desa Ciruas, Kecamatan Ciruas.

Desa Ciruas merupakan 8 dari 10 desa lokus stunting yang ditetapkan Pemkab Serang.

“Kemudian, kita harus ada langkah konkret kepada sasaran, salah satunya memberikan paket hemat penuh gizi," ujarnya.

"Semoga dengan pemberian paket gizi ini bayi-bayi yang berisiko stunting bisa tumbuh sehat, berkembang sebagaimana mestinya,” imbuhnya.

Desa Ciruas merupakan salah satu desa dari 10 lokus stunting yang dilakukan pihaknya pada 2022.

DKBP3A Serang pun menyasar 16 anak yang diduga memiliki risiko stunting.

“Dengan cara Jumanting ini menurut kami sangatlah efektif dalam upaya penurunan angka kasus stunting,” katanya.

Salah satu contohnya yaitu di Desa Mongpok, Kecamatan Cikeusal yang memiliki 21 anak berisiko stunting.

Melalui program Jumanting, pihaknya mengeklaim berhasil meningkatkan pertumbuhan badan ke-21 anak tersebut hingga 80 persen.

“Dari sebelumnya baik tinggi dan berat badan belum seimbang dengan usianya, untuk saat ini menunjukan perubahan yang sangat baik,” katanya.

Selain di Desa Ciruas, pihaknya melakukan lokus stunting di Desa Petir dan Desa Mekarbaru (Petir); Desa Pancenagara (Pabuaran), Desa Rancasumur (Kopo).

Kemudian, Desa Panunggulan dan Desa Bojong Menteng (Tunjung Teja), Desa Parakan (Jawilan), Desa Mekarsari (Carenang), Desa Argawana (Puloampel), Desa Binuang (Binuang).

“Saat ini menyisakan 2 desa lagi,” tutup Tarkul. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN