GenPI.co Banten - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Banten, makin menggila.
Pada Januari-November 2022, kasus DBD di Lebak mencapai 570 orang dan 4 di antaranya meninggal dunia.
Apalagi, nyamuk aedes aegypti, pembawa virus DBD berpotensi berkembang biak saat memasuki musim hujan.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah di Lebak, Minggu (2/10).
“Pada musim hujan nyamuk aedes aegypti pembawa virus DBD berpotensi berkembang biak,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat waspada terhadap DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kami minta masyarakat pada musim hujan agar mewaspadai kasus DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS," katanya.
Untuk mencegah DBD, Dinkes Lebak juga sudah memberikan penyuluhan di Rangkasbitung, Cibadak, dan Kalanganyar.
"Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat bisa mengetahui tentang pencegahan penyakit tersebut," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya.
"Selama ini, penyebaran penyakit DBD itu ditimbulkan oleh buruknya kebersihan lingkungan di tengah masyarakat," katanya.
Salah satunya melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup, mengubur (3M) barang-barang bekas seperti kaleng.
Dinkes Lebak juga meminta masyarakat memberikan abate pada penampungan air seperti bak mandi.
"Saya kira PSN dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD," pungkasnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News