Filipina Benahi Madrasah, Pendidikan di Banten Jadi Rujukan

15 September 2022 13:00

GenPI.co Banten - Delegasi Filipina akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren di beberapa daerah termasuk di Kota Tangerang Selatan.

Perwakilan dari Filipina yang akan melaksanakan kunjungan adalah Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Teknik dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (MBHTE BARMM).

Tujuan dari kunjungan ke sejumlah pesantren tersebut adalah untuk belajar membangun madrasah.

BACA JUGA:  Begini Pesan Kemenang pada JCH Asal Kabupaten Lebak

Rencana kunjungan tersebut disampaikan Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9).

Beberapa pesantren yang akan dikunjungi antara lain Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta Timur, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta dan MAN Insan Cendekia (IC) Serpong Tangerang Selatan, Banten.

BACA JUGA:  Kepala Kemenag Lebak Berharap Kuota JCH Meningkat, Kenapa?

Di hadapan delegasi Filipina, Ali menjelaskan bahwa madrasah di Indonesia adalah sekolah umum yang diberi tambahan pelajaran agama.

“Bedanya satu, bahwa kami menambahkan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Sehingga kami tidak mengubah, tapi menambah,” katanya, dikutip dari Antara, Rabu (14/9).

BACA JUGA:  Siap-siap Wukuf, Kemenag: JCH Asal Lebak dalam Kondisi Sehat

Kemenag menjelaskan, saat ini pihaknya menangani lebih dari 77.000 lembaga madrasah, antara lain: 700 lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta.

Selain itu, Kemenag juga melayani 35.000 Pondok Pesantren yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia.

“Ini ditangani secara struktural oleh Ditjen Pendis. Sehingga bisa dikatakan ini adalah Direktorat paling besar di Indonesia,” kata Muhammad Ali Ramdhan.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Madaris Filipina Tahir G Nalg mengatakan, tujuan menjadikan Indonesia rujukan adalah karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

“Selain itu, kami bisa menginterpretasikan kata 'moderasi' dengan Indonesia,” ujarnya.

Tahir mengaku, bahwa lulusan madrasah di Bangsamoro, Filipina susah mendapat pekerjaan.

“Kita ingin belajar (dari Indonesia), bagaimana lulusan pesantren dan madrasah dapat berkancah di dunia kerja layaknya lulusan sekolah umum,” demikian Tahir G Nalg. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN