GenPI.co Banten - Sebanyak 1.708 dilibatkan dalam pencegahan stunting di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Tugas dari relawan tersebut adalah mendampingi keluarga rawan kasus stunting di Kabupaten Lebak.
Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP2KBP3A Tuti Nurasiah mengatakan, jumlah keluarga yang didampingi mencapai 126.800 kepala keluarga.
Tuti menilai, pendampingan ini penting untuk penyelamatan generasi penerus bangsa.
Ciri keluarga rawan stunting, kata Tuti, adalah pasangan usia subur (PUS) banyak anak, jarak kelahiran dekat, menikah di usia muda, tidak punya suber air bersih memadai.
Selain itu, yang masuk ke dalam ketegori adalah keluarga dengan pendapatan ekonomi rendah dan rumahnya tidak memiliki jamban.
“Hasil pendampingan relawan itu juga dijadikan prioritas pencegahan dengan melibatkan semua instansi terkait, juga elemen masyarakat hingga tokoh agama,” katanya.
Relawan tersebut bertugas mencatat ibu, bayi, ibu hamil dan calon pengantin dengan menelusuri tempat tinggal mereka.
“Kami hari ini baru mencatat ibu hamil sebanyak empat orang, dua bayi, dan satu calon pengantin,” kata Yuyun Yuniasih, salah seorang relawan, dikutip dari Antara, Senin (11/7).
Relawan stunting yang terdiri dari bidan, kader posyandu dan PKK kelurahan mendatangi rumah-rumah untuk melaksanakan pencatatan.
Selama pencatatan, relawan mengukur panjang tubuh, panjang tangan, lingkar kepala dan berat badan. Sementara relawan dari unsur bidan sekaligus memeriksa kesehatan ibu hamil.
Relawan juga memberi penyuluhan kepada keluarga dan memperhatikan asupan gizi dengan mengonsumsi sayur, telur, daging, ikan, susu, buah-buahan serta menerapkan pola hidup bersih (PHBS). (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News