Generasi Milenial Tetap Butuh Pendampingan di Ruang Digital

28 Juni 2022 20:00

GenPI.co Banten - Meski pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang, tapi ternyata masih memiliki skor indeks keahlian, kecakapan, dan pemanfaatan teknologi digital yang rendah.

Saat ini setiap orang selalu menggenggam gawai, tak terkecuali anak-anak. Perbedaan generasi tidak bisa ditampik dalam pemanfaatan teknologi.

Kecepatan beradaptasi generasi milenial tidak lantas membuat mereka meninggalkan generasi pendahulu. Sebaliknya, generasi x tetap memiliki peran penting dalam pengawasan.

BACA JUGA:  Pelajar Madrasah di Tangsel Dapat Bantuan Kuota Internet 40 GB

Managing Director Kaizen Room Aidil Wicaksono mengungkapkan, generasi masa kini, misal balita atau yang sudah sekolah, tetap perlu pendampingan dari kita yang memiliki pengalaman di masa lalu.

“Bukan berarti kita mengajak nostalgia, tapi kita punya pengalaman untuk lebih bijak mengambil keputusan,” ujar Aidil Wicaksono saat webinar Makin Cakap Digital 2022, Kamis (23/6).

BACA JUGA:  Keren! Petani Milenial Lebak Jual Produk Pertanian Lewat Aplikasi

Menurut dia, generasi milenial tidak senang dengan sistem reward and punishment yang biasa diterapkan generasi sebelumnya.

Mereka senang mendapatkan reward dan pengakuan dari orang di sekitarnya. Konsep ini bisa dimanfaatkan orang tua untuk melakukan pendekatan untuk mengenalkan aplikasi-aplikasi yang baik digunakan.

BACA JUGA:  Potensi Pertanian Holtikultura Cerah, Milenial Diminta Gabung

Beberapa aplikasi sudah menerapkan sistem batasan usia. Meski demikian, generasi milenial tentu tidak tahu apakah aplikasi tersebut pantas dipakai.

Menurut dia, dengan pengakuan, generasi milenial merasa didampingi dan diayomi. Hal ini membuat mereka mengerti konten-konten yang memang boleh dikonsumsi.

“Jadi jangan langsung menyebutkan konten-konten yang dilarang, ini justru membuat mereka bertanya-tanya sendiri, hal apa yang dibolehkan,” jelas Aidil.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kota Malang, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan SiberKreasi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Managing Director Kaizen Room, Aidil Wicaksono menjadi pembuka webinar.

Penyampaian materi dilanjutkan oleh Direktur PT Cipta Manusia Indonesia, Ismita Saputri. Diskusi ditutup Pustakawan ITS Surabaya yang juga seorang Relawan Mafindo Surabaya Raya, Mizati Dewi Wasdiana, S.Hum.

Pustakawan ITS Surabaya, Relawan Mafindo Surabaya Raya, Mizati Dewi Wasdiana, S.Hum mengatakan, permasalahan anak-anak di era digital mencakup bullying, kekerasan digital, kecanduan game, serta pelecehan seksual dan pornografi.

“Seluruh pihak keluarga, baik orangtua dan kakak, harus mendampingi anak dalam dunia digital, karena anak-anak belum memiliki kemampuan menyaring dengan cepat,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN