DP2KBP3A: Kekerasan Seksual pada Anak Seperti Fenomena Gunung Es

GenPI.co Banten - Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Nani Suryani meminta agar Lembaga Peduli Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (LPATBM) bisa dioptimalkan.

Menurut Nani, pengoptimalan LPATBM di desa dan kelurahan dapat mengantisipasi kasus kekerasan seksual pada anak.

“Kami berharap LPATBM di semua desa dan kelurahan itu berjalan,” kata Nani Suryani, dikutip dari Antara, Jumat (24/6).

BACA JUGA:  DP2KBP3A Lebak: Penanganan Stunting Harus dari Hulu

Nani menilai, kehadiran LPATBM di Kabupaten Lebak mampu mewujudkan lingkungan yang ramah anak bisa terwujud.

Dia juga berharap, LPATBM dapat menjadi sarana menyampaikan edukasi, sosialisasi pencegahan kasus kekerasan seksual pada anak.

BACA JUGA:  DP2KBP3A Lebak Libatkan OPD dan Dinas Terkait Tangani Stunting

“Semua pelaku kekerasan seksual anak dan perempuan menjalani proses hukum sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong masyarakat untuk berani melaporkan peristiwa kekerasan seksual pada anak agar dapat memberi efek jera.

BACA JUGA:  DP2KBP3A Beberkan Penyebab Stunting di Kabupaten Lebak, Ternyata

Karena, menurut dia, kasus kekerasan seksual di Kabupaten Lebak seperti fenomena gunung es atau banyak kasus yang tidak terungkap karena tidak ada yang melapor.

Berdasarkan catatan DP2KBP3A, kasus kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Lebak hingga 23 Juni 2022 mencapai 56 kasus.

“Kami minta masyarakat harus berani melaporkan dan tidak ada lain alasan aib keluarga,” katanya.

Nani juga mengapresiasi langkah dari LPATBM dan relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang telah menyosialisasikan UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Selain itu, LPATBM juga mendampingi korban kekerasan seksual untuk mendapat pendampingan agar kehidupan mereka kembali normal. (ant)