GenPI.co Banten - Banjir yang melanda Kabupaten Serang akibat meluapnya aliran Sungai Cibanten, Selasa (1/3), terancam gagal panen.
Berdasarkan laporan yang diterima Dinas Pertanian Kabupaten Serang, sebanyak 446 hektare sawah terancam gagal panen.
Menindak lanjuti temuan ini, dinas pertanian menerjunkan tim penyuluh pertanian, pihak Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP) dan pihak kecamatan yang terdampak.
Saat ini petani yang terancam gagal panen, masih menunggu hasil identifikasi tanaman padi yang masuk kriteria terancam puso selama lima hari ke depan.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Serang Yuli Saputra mengatakan, pihaknya akan mengupayakan benih dari Dinas Pertanian Provinsi Banten.
Dia juga menuturkan, akan mengupayakan petani yang mengikuti AUTP dan mencoba mengganti biaya produksi sebesar enam juta per hektar.
“Jadi sementara ini kami mengidentifikasi terlebih dulu dan memang nanti sudah didapatkan datanya dan memang itu terjadi puso, kami akan berikan bantuan benih,” kata Yuli, dikutip dari Antara, Jumat (4/3).
Yuli juga menuturkan, apabila masuk AUTP, dengan biaya penggantian per hektar enam juta yang akan diajukan ke Jasindo.
Dari jumlah 446 hektar lahan pertanian yang terancam gagal panen tersebut, 386 hektar lahan berada di wilayah Kecamtan Kramatwatu, dan 60 hektar di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Yuli juga mengimbau agar petani yang gagal panen akibat banjir yang belum terdata dinas pertanian diharap segera melapor UPT Pertanian atau pihak kecamatan. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News