Waduh, Harga Kedelai Impor Meroket, Produsen Tahu Ancam Mogok

19 Februari 2022 07:00

GenPI.co Banten - Peningkatan harga kedelai hingga dua kali lipat di pasaran dikeluhkan oleh pengusaha tahu di Kabupaten Lebak.

Hal ini mendorong pengusaha tahu di Kabupaten Lebak melakukan mogok penjualan mulai 21-23 Februari 2022.

Pengusaha tahu berharap pemerintah memberikan bantuan berupa subsidi harga kedelai agar produksi mereka tetap berjalan.

BACA JUGA:  Pengedar Hexymer di Kota Serang Diamankan, Polisi Sita 1.000 Buti

“Kami bingung harga kedelai hampir naik dua kali lipat,” kata Soleh, salah seorang pengusaha tahu di Kabupaten Lebak, dikutip dari Antara, Jumat (18/2).

Sebelumnya, harga tahu di pasaran hanya Rp300 ribu per 50 kilogram, saat ini naik hingga menembus angka Rp570 ribu per 50 kilogram.

BACA JUGA:  Warga Lebak Kembali Mendapat BPNT, Sebegini Besarannya

Kenaikan harga kedelai tersebut memukul pengusaha tahu dengan telak setelah sebelumnya harga minyak goreng meroket.

“Sebagian besar pengusaha tahu di sini memproduksi tahu goreng, sehingga terpaksa usaha jual rugi bukan jual untung,” keluhnya.

BACA JUGA:  4 Kelurahan di Kecamatan Cibeber Longsor, Polres Lebak Sigap

Apabila harga tahu belum turun, kata Soleh, bisa dipastikan pengusaha tahu di Kabupaten Lebak terancam gulung tikar.

Menurut dia, konsumen akan keberatan bila harga tahu per 10 satuan dibandrol dengan harga Rp10 ribu.

Soleh berharap pemerintah kembali memberikan subsidi harga untuk kedelai seperti yang sebelumnya pernah  dilakukan pemerintah kepada pengusaha tahu dan tempe.

“Kami minta harga kedelai kembali normal sehingga dapat membantu ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Keluhan senada juga disampaikan Aan, pengusaha tahu di Kabupaten Lebak. Dia mengaku terpukul dengan peningkatan harga kedelai di pasaran.

Hal ini membuatnya terpaksa merumahkan 15 karyawannya karena tidak sanggup membayar upah buruh.

“Kami saat ini hanya dua orang yang bekerja, karena biaya produksi cukup tinggi dibandingkan keuntungan,” ungkapnya.

Keluhan yang sama juga dirasakan oleh Ending, pengusaha tempe asal Rangkasbitung. Dia mengeluhkan lonjakan harga kedelai impor yang membuat produknya berkurang.

“Kami berharap harga kedelai kembali stabil atau dibantu subsidi,” katanya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN