GenPI.co Banten - Anak berkebutuhan khusus (ABK) UMKM Tangerang Selatan menggelar webinar kesehatan gigi dan mulut bagi warga negara berkebutuhan khusus (WNBK) pada Senin (24/1).
Ketua Pengurus Jaringan Peduli Anak Bangsa regional Banten, Sri Mulyani mengatakan, WNBK dengan keterbatasan kemampuannya kerapkali mengalami ketertinggalan dalam perawatan kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut
Sri mengatakan, bahwa hal tersebut menempatkan para WNBK berada di posisi yang sangat berisiko mengalami gangguan kesehatan.
"Mereka (WNBK) sering terlambat mendapatkan perawatan gigi atau bahkan tidak pernah mendapatkan perawatan," ungkap Sri pada Senin (24/1).
Dia menyebut, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari Fakultas Kedokteran Gigi menyatakan prevalensi karies pada anak ABK sebesar 92.71 persen.
Penelitian tersebut melibatkan 96 anak mulai usia lima tahun sampai 29 tahun.
"Prevalensi ABK memang tidak terlalu berbeda dengan angka normal, namun pada anak ABK lebih banyak dijumpai kesehatan gigi yang tidak terawat, sedangkan perawatan gigi dan mulut untuk para ABK lebih ekstra dan relatif lebih kompleks," ucapnya.
Dari kegiatan tersebut, Sri berharap agar para peserta lebih memahami perawatan gigi dan mulut para WNBK agar kualitas hidupnya semakin baik.
Senada dengan yang disampaikan Sri Mulyani, Pembina ABK UMKM, Tini Indrayanthi juga mengatakan bahwa perawatan gigi dan mulut bagi WNBK merupakan concern bersama yang mesti diselesaikan.
Istri dari Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengatakan bahwa perawatan gigi yang rutin bagi WNBK berguna untuk meningkatkan kualitas hidup WNBK menjadi lebih baik.
Dari kegiatan tersebut, Tini juga berharap peserta mampu mengimplementasikan apa yang disampaikan seputar kesehatan gigi dan mulut WNBK.
"Semoga dapat memberikan tambahan wawasan seputar kesehatan gigi bagi WNBK," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News