BMKG: Gempa Banten Hanya Pemanasan, Ini Ancaman Sesungguhnya

17 Januari 2022 11:00

GenPI.co Banten - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa di Selat Sunda dengan kekuatan magnitudo 6,6 tersebut bukan ancaman utama.

BMKG menyebut, ancaman utama yang harus diwaspadai masyarakat adalah segmen megathrust Selat Sunda, karena dapat membawa ancaman yang lebih besar.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono mengatakan, segmen tersebut dapat memicu gempa berkekuatan magnitudo 8,7.

BACA JUGA:  Ternyata Efek Terburuk Gempa Banten Bukan Tsunami, Lalu Apa?

“Ini bisa terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman sesungguhnya dan kapan saja bisa terjadi,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/1).

Daryono mengungkapkan, Selat Sunda adalah wilayah yang masuk ke dalam zona seismic gap di mana wilayah ini jarang terjadi gempa besar berkekuatan tinggi.

BACA JUGA:  Rumah Rusak Akibat Gempa Banten Meningkat, Sebegini Jumlahnya

Sehingga, lanjut Daryono, ancaman sesungguhnya adalah karena berada di dua lokasi dua gempa besar yang pernah memicu tsunami.

Gempa tersebut yang terjadi di Pangandaran berkekuatan magnitudo 7,7 pada 2006 dan gempa Bengkulu dengan magnitudo 8,5 pada 2007.

BACA JUGA:  BMKG Ungkap Sejarah Gempa di Selat Sunda Sejak 1.851, Simak

Jika dilihat dari sejarah gempa di Banten, wilayah ini cukup sering terjadi gempa dan bahkan ada yang diiringi tsunami.

Gempa di Selat Sunda pernah terjadi pada tahun 1722, 1852, dan 1958. Sedangkan yang memicu tsunami pada tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau.

Kemudian pada tahun 1851, 1883, dan 1889 terjadi karena aktivitas longsoran.

“Memprediksi kapan terjadinya itu tidak bisa. Namun, dalam ketidakpastian tersebut, dapat disiapkan upaya mitigasi yang konkret,” kata Daryono. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara Vresti Trisna

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN