GenPI.co Banten - Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Banten Badrusalam memastikan pondok pesantren (Ponpes) di wilayahnya ramah anak untuk kegiatan belajar mengajar untuk mendalami ilmu Islam.
"Kita hingga kini belum menerima laporan adanya ponpes yang terlibat kasus kekerasan terhadap santri perempuan," ungkap Badrusalam, dikutip dari Antara, Rabu (12/1).
Agar dapat melindungi santri dari tindak kekerasan dalam bentuk apapun, pihak Kemenag Lebak berupaya terus melakukan pengawasan dan pembinaan.
Badrusalam mengungkapkan, salah satu cara meminimalisasi masalah kekerasan adalah dengan memberikan bimbingan kepada pengajar agar ramah anak serta menyekat asrama putri dan putra.
Apabila disatukan, dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif dan tidak memberikan rasa aman dan berpotensi terjadi kekerasan seksual.
Penyekatan ini dinilai efektif untuk membuat santri fokus dengan pelajaran mereka untuk menerima pendidikan agama Islam.
Cara lain yang ditempuh adalah memberikan edukasi tentang hukuman pelaku perzinahan agar para santri tahu batasan dan tidak terlibat.
Kemudian hal terpenting dalam pencegahan kekerasan seksual adalah dengan memberikan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi secara seluas-luasnya kepada ponpes dan calon pengantin.
Sementara itu, pengelola Ponpes Pasir Ona Rangkasbitung KH Dace mengatakan, ponpes cukup ramah anak karena proses belajar mengajarnya terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Menurut dia, pembelajaran difokuskan pada pendidikan kebaikan (kemaslahatan), toleransi, ibadah dan cinta Tanah Air.
"Kami sudah puluhan tahun mengelola pesantren di sini belum pernah terjadi kekerasan baik fisik maupun psikis," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News