Mantap! MAPEL Menggelar Gerakan Tanam Bibit di Bantaran Situ Kuru

07 Januari 2022 16:00

GenPI.co Banten - Menanggapi fenomena krisis iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir, Masyarakat Peduli Lingkungan (MAPEL) melakukan gerakan tanam bibit pohon di bantaran Situ Kuru, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.

Ketua Umum MAPEL Muhammad Iqbal mengatakan, gerakan tersebut dilakukan atas dasar keresahan pada kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini.

Iqbal mengaku, kegiatan ini diselenggarakan karena kesadaran pentingnya melestarikan lingkungan dengan melakukan penanaman pohon.

BACA JUGA:  Keras! Rotasi Pejabat Tangsel, Wali Kota Dituding Otoriter

"Ini bukan hal sulit ketika kita menggunakan hati nurani untuk melestarikan lingkungan," ungkap Iqbal pada GenPI.co Banten, Jumat (7/1).

Pada kegiatan ini, Iqbal mengajak semua kalangan untuk bersama-sama sadar akan kerusakan iklim yang terjadi.

BACA JUGA:  Bea Cukai Musnahkan Barang Sitaan, Pakai Metode Ramah Lingkungan

Dia juga mengatakan bahwa dengan merawat lingkungan, bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga generasi selanjutnya.

"Kami mengajak semua elemen masyarakat, mari bersama menjaga lingkungan dan sadar akan melestarikannya," kata Iqbal.

BACA JUGA:  Hamdalah, Surveilans di Lingkungan Sekolah Hasilnya Negatif

Sementara itu, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Medrilzam mengatakan bahwa krisis iklim mampu merugikan negara dari dampak yang ditimbulkan dari krisis iklim tersebut.

Dia juga mengatakan, bahwa krisis iklim tersebut mampu memicu terjadinya berbagai macam bencana alam.

Perubahan suhu bumi, lanjut Medrilzam menyebabkan terjadinya hujan lebat dalam intensitas yang tinggi serta kekeringan panjang.

"Ini akan berdampak pada produktivitas sektor terkait, seperti pertanian. Produksi padi bisa menurun. Belum lagi sektor lainnya," ujar Medrilzam dikutip dalam Antara, Kamis (6/1).

Dari bencana alam tersebut, Medrilzam melanjutkan, diprediksi akan menimbulkan kerugian di sektor pertanian senilai 78 triliun dan sektor kelautan 408 triliun pada tahun 2024.

Lebih lanjut, Medrilzam juga mengatakan bahwa hampir 99 persen bencana alam disebabkan oleh kerusakan iklim.

"hampir 99 persen bencana alam yang terjadi di Indonesia pada 2020 terkait hidrometeorologi atau faktor alam," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BANTEN