GenPI.co Banten - Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan mencatat, tingkat pertumbuhan penderita HIV/AIDS semakin naik dari waktu ke waktu.
Sampai menjelang akhir tahun 2021, RSU Kota Tangsel telah menerima 79 pasien HIV/AIDS. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 54 pasien.
Humas RSU Kota Tangerang Selatan Enji Seppraliana mengatakan, tidak ada penanganan atau fasilitas khusus bagi pasien pengidap HIV/AIDS di RSU Kota Tangerang Selatan.
Hal ini dia sampaikan karena, tidak ingin ada stigma atau perbedaan antara pasien HIV/AIDS dengan pasien lainnya.
“Pada dasarnya pasien HIV/AIDS dirawat dengan penyalit penyerta. Jadi kita merawat karena penyakit penyerta yang menganggu kesehatan pasien. Misalnya, pasien TBC, dll,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tulus Muladiono mengatakan, Kota Tangerang Selatan merawat sekitar 1.600 pasien pengidap HIV/AIDS yang tersebar di dalam maupun di luar wilayah.
“Ada 1.600, 400 luar wilayah, kan. Dia (pasien di luar daerah) memakai layanan kita gitu, lho. Baik puskesmas atau rumah sakit,” ungkap Tulus saat dikonfirmasi.
Tulus mengungkapkan, bahwa data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan merupakan data keseluruhan yang direkap sejak tahun 2009 sampai dengan 2021.
Tulus juga mengatakan bahwa peningkatan kasus HIV/AIDS ini merupakan fenomena gunung es yang terjadi di Tangerang Selatan karena penularan yang sulit dibendung.
Dia menilai, perlu terus ada edukasi ke masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS di masyarakat serta semua pihak yang berisiko tinggi terkena.
Sementara itu, lanjut Tulus, faktor utama bertambahnya pasien HIV/AIDS disebabkan oleh seks bebas. Selain itu juga penggunaan jarum suntik yang bergilir dengan pasien HIV/AIDS memiliki presentase penularan sekitar 30%.
Sejauh ini, ungkap Tulus, terdapat lima puskesmas dan dua rumah sakit di Kota Tangerang Selatan yang menerima pasien HIV/AIDS, yakni RSUD Tangsel dan Bintaro Premier.
Dia juga mengungkapkan bahwa fasilitas dan uji laboratorium bisa diakses secara gratis menggunakan BPJS, tetapi tidak dengan pemeriksaan penunjangnya.
“Kalau ARV-nya kita berikan langsung (gratis), tapi tidak pemeriksaan penunjangnya. Itu kan tiap bulan harus dicek lab, harus dikontrol. Nah itu tidak dicover semua,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News